jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

Nilai Angka Merah Versus Nilai Tidak Tuntas ~ JASA SERVICE GENSET

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Sabtu, 09 Juni 2018

Nilai Angka Merah Versus Nilai Tidak Tuntas

Nilai angka merah versus nilai tidak tuntas – Bapak dan Ibu guru yang sudah dua atau tiga puluh tahun mengajar. Pasti masih mengingat ihwal hasil mencar ilmu siswa yang tertera di buku rapor. Nilai siswa dinyatakan dengan angka merah (angka 5 ke bawah) dan angka biru atau hitam (nilai 6 ke atas).

Nilai angka merah versus nilai tidak tuntas Nilai Angka Merah Versus Nilai Tidak Tuntas
Ilustrasi penulisan nilai di rapor siswa (matrapendidikan.com)

Angka bertinta merah (angka 5) mengatakan siswa yang tidak menguasai bahan pelajaran. Di buku rapor nyata-nyata dituliskan angka 5 itu dengan tinta berwarna merah.

Saat mengisi rapor siswa, rapor semester ganjil atau genap, guru kelas atau guru wali kelas harus menyediakan dua pena atau pulpen. Pena bertinta merah dan pulpen bertinta hitam atau biru.
Jika angka merah hingga tiga atau empat maka siswa dinyatakan tidak naik kelas. Orang tidak lagi akan bertanya kenapa siswa tidak naik kelas. Justru mereka sudah mengira alasannya yaitu banyak angka merah di rapor siswa tersebut.

Bagi siswa yang mempunyai nilai rapor bertinta merah, akan besar lengan berkuasa besar terhadap psikologis anak tersebut. Begitu pula bagi orangtua mereka. Nilai merah yang tercantum pada buku rapor  menjadi sesuatu yang menyeramkan dan memalukan.

Tidak mengherankan, jikalau ada siswa yang sengaja merobek buku rapor alasannya yaitu aib banyak mendapat nilai 5 atau kurang yang ditulis dengan tinta warna merah.

Versus nilai tidak tuntas

Bagaimana dengan sistem evaluasi sekarang? Hasil mencar ilmu siswa dinyatakan dengan ketuntasan. Siswa dikatakan mengalami ketuntasan jikalau telah mencapai hasil minimal syarat ketuntasan mencar ilmu minimal pada mata pelajaran tertentu.

Misalnya, syarat ketuntasan mencar ilmu suatu mata pelajaran 74. Siswa yang memperoleh nilai minimal 74 ke atas dikatakan anak telah tuntas belajar. Pada kolom deskripsi hasil ditulis dengan kata tuntas (T).
Jika anak hanya mencapai nilai 73 maka dikatakan anak tidak tuntas (TT) mencar ilmu dan harus diremedial. Jika hingga 3 atau lebih mata pelajaran mengalami tidak tuntas maka anak tidak akan naik kelas.

Apa pengaruhnya terhadap siswa ihwal deskripsi tuntas dan tidak tuntas? Pengaruh ini tidak sedahsyat proteksi nilai angka merah (5) pada siswa. Cukup banyak siswa yang tidak terpengaruh oleh hasil mencar ilmu yang mereka raih. Kecuali kalau siswa tidak naik kelas akhir mata pelajaran banyak yang tidak tuntas.

Bahkan banyak juga orangtua yang merasa kebingungan dengan istilah yang tercantum dalam buku rapor. Apa lagi dengan sistem evaluasi Kurikulum 2013 yang terurai dalam buku rapor siswa. Apakah semua orangtua siswa sempat membaca komponen dan isi serta deskripsi yang tertera di buku rapor? Allahuallam bissowaab!
Bagi sekolah yang gres menerapkan Kurikulum 2013 mungkin perlu sosialisasi yang lebih intens kepada siswa maupun orangtua siswa ihwal sistem evaluasi Kurikulum 2013 ini.