jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: PBM

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label PBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PBM. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 September 2018

Jenuh Mencar Ilmu Di Sekolah, Coba 'Refreshing' Di Alam Terbuka

Jenuh berguru di sekolah, coba refreshing di alam terbuka – Tak sanggup dielakkan lagi, sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan di forum sekolah dikala ini menghendaki siswa lebih banyak waktunya berada di lingkungan sekolah. Kegiatan siswa selama di sekolah mencakup intrakurikuler, ko kurikuler dan ekstrakurikuler yang sudah terjadwal.

 sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan di forum sekolah dikala ini menghendaki siswa  Jenuh Belajar di Sekolah, Coba 'Refreshing' di Alam Terbuka
Belajar dan berinteraksi dengan alam dpat kurangi kejenuhan siswa di sekolah (Rahid.S/matrapendidikan.com)

Di sisi lain, kondisi ini menjadikan waktu siswa bersama orangtua di rumah atau bergaul dengan lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya akan berkurang. Ini berrati juga, waktu bermain, istirahat dan berinteraksi sosial para siswa juga semakin berkurang.

Pembelajaran yang bersifat rutinitas, berlangsung terus-menerus dan monoton alasannya ialah sudah terencana akan menjadikan kejenuhan pada siswa. Bahkan mungkin para guru juga mengalami hal serupa.

Mengantisipasi kejenuhan berguru di lingkungan sekolah maka pembina Osis, guru mata pelajaran dan unsur pimpinan sekolah perlu bekerja sama untuk membuat situasi dan kondisi pembelajaran bervariasi. Memadukan bentuk aktivitas siswa antara di dalam lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah.

Mengadakan hiking masal seluruh warga sekolah dalam rentang waktu  sekali sebulan atau triwulan, mungkin cukup bermakna dalam menyegarkan otak siswa. Begitu pula mengadakan aktivitas outbond pada hari tertentu atau hari libur.

Di lingkungan alam terbuka, siswa tidak hanya sekadar mengadakan refreshing (penyegaran) namun dalam aktivitas tersebut berfungsi untuk penanaman nilai huruf dan penerapan teori bahan pelajaran.

Yang sering menjadi duduk masalah dalam aktivitas outbond ialah pengelolaan siswa. Alasan yang paling umum ialah kesulitan mengelola siswa dalam jumlah banyak di lingkungan alam.

Namun demikian pengelompokkan siswa menjadi beberapa grup juga menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan dibimbing oleh beberapa guru.
Belajar di alam terbuka di luar lingkungan sekolah,  diperkirakan akan sanggup mengatasi kejenuhan siswa dalam menjalani pembelajaran rutin di lingkungan sekolah.

Minggu, 29 Juli 2018

Telaah Singkat Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar

Telaah singkat kompetensi inti dalam kurikulum 2013 – Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang KI dan KD Revisi Kurikulum 2013 pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud tersebut mengatur seluk-beluk Kompetensi Inti (Ki) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum 2013.

Telaah singkat kompetensi inti dalam kurikulum  Telaah Singkat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi yaitu seperangkat kemampuan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh siswa sesudah melalui proses pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, kompetensi terbagi 2 yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Untuk keperluan pembahasan, berikut ini disajikan kutipan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran IPA kelas IX jenjang SMP/MTs:
Kompetensi Inti 
1.1. Menghayati dan mengamalkan aliran agama yang dianutnya 
1.2. Menghargai dan menghayati sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 
1.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan insiden tampak mata. 
1.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abnormal (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar 
1.1.Mengagumi keteraturan dan ciptaan Tuhan wacana aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan insan dalam lingkungan, serta mewujudkannya dalam pengamalan aliran agama yang dianutnya. 
2.1.Menunjukkan sikap ilmiah  (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujurteliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggungjawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dan bekerja sama dalam acara sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melaksanakan pengamatan, percobaan,  dan berdiskusi. 
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam acara sehari-hari sebagai wujud implementasi dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 
2.3.Menunjukkan sikap bijaksana dan bertanggung jawab dalam acara sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memakai energi secara hemat dan kondusif serta tidak merusak lingkungan sekitarnya. 
2.4.Dst

#Analisa kompetensi inti

Kompetensi Inti, disingkat Ki yaitu tingkat kemampuan untuk mencapai standar kelulusan (SKL) setiap jenjang, tingkat kelas atau mata pelajaran. Pada hakikatnya Ki yaitu operasional dari standar kelulusan (SKL)  yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laris serta keterampilan motorik.

a.Ki 1= sikap spiritual/keagamaan menyerupai kompetensi inti poin (1.1)

b.Ki 2= sikap sosial, menyerupai kompetensi inti poin (1.2)

c.Ki 3 = penegetahuan, menyerupai kompetensi inti poin (1.3)

d.Ki 4 = keterampilan, menyerupai kompetensi inti poin (1.4).

Ki 1 dan Ki 2 (sikap spiritual dan sikap sosial) sanggup dicapai melalui pembelajaran tidak eksklusif (indirect learning) yaitu melalui keteladaan, pembiasaan, dan budaya sekolah,dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi penerima didik.

Semua mata pelajaran, termasuk IPA harus mendukung tercapainya kompetensi inti. Namun kompetensi Inti bukan diajarkan melalui terintegrasi melalui mata pelajaran pada bahan tertentu yang relevan. 


Setiap mata pelajaran harus mendukung tercapainya kompetensi inti. Kompetensi Inti (Ki) terdiri dari 4 bagian;

#Analisa kompetensi dasar

Kompetensi dasar (KD) yaitu kemampuan dan bahan pelajaarn minimal pada setiap mata pelajaran di satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi inti melalui pembelajaran. Setiap KD terdiri dari aspek kogniti,afektif dan psikomotor

Kompetensi dasar 1.1 merupakan kemampuan untuk mewujudkan Ki 1
Kompetensi dasar 1.2 merupakan kemampuan untuk mewujudkan ki 2
Dst.

Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa :

1.Kompetensi inti tidak diajarkan melainkan terintegrasi secara tidak eksklusif dalam pembelajaran.

2.Kompetensi inti mengacu pada Standar kelulusan (SKL) sedangkan kompetensi dasar mengacu pada kompetensi inti.

3.Kompetensi inti sebagai dasar penyusunan kompetensi dasar

4.Kompetensi inti tidak terikat pada suatu mata pelajaran namun kompetensi dasar terikat pada mata pelajaran.

Simak juga : Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran
Demikianlah telaah singkat wacana relasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam pembelajaran kurikulum 2013.

Senin, 23 Juli 2018

5 Tips Mengajar Langsung Pada Jam-Jam Terakhir

5 Tips mengajar ekslusif pada jam-jam terakhir – Mengajar pada jam pelajaran bab akhir, bagi sebagian guru memang menjadi sebuah dilema. Namun sebagian lainnya tidak mempermasalahkan aktivitas mengajar yang telah disusun. Mau mengajar di awal, di tengah ataupun di bab final jam pelajaran sekali pun.

 Mengajar pada jam pelajaran bab final 5 Tips Mengajar Eksklusif pada Jam-jam Terakhir

Di satu sisi, semua guru ingin mencapai sasaran bahan pembelajaran sesuai skedul yang telah dirancang sedemikian rupa dalam dokumen Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP). Namun di sisi lain, akan berhadapan dengan suasana dan kondisi dimana tidak memungkinkan untuk mewujudkan impian guru tersebut.

Antara impian dan kenyataan yang dihadapi guru akan saling berseberangan Inilah fokus pembahasan matrapendidikan.com dan mari diikuti hingga tuntas.

#Dilema menyusun aktivitas mengajar

Jadwal mengajar di sekolah biasanya disusun oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Mengatur aktivitas mengajar  sudah diketahui semua guru, tidak semudah membalik telapak tangan.

Penyusun aktivitas mengajar berusaha untuk mengatur sedemikian rupa semoga memuaskan semua guru. Namun faktanya sering terjadi benturan aktivitas mengajar antara satu dengan yang lainnya.

Jika penyusun aktivitas memperlihatkan format isian berupa anjuran aktivitas jam mengajar, hampir semua guru menginginkan mengajar pada jam-jam awal hingga tengah. Kalau diikuti hal ini, sudah niscaya jam-jam bab final akan kosong.

Idealnya, mata pelajaran yang bersifat eksakta atau dianggap agak rumit ditempatkan pada jam-jam awal pembelajaran. Yang lainnya ditempatkan pada bab akhir. Namun hal itu dianggap tidak adil dan kurang proporsional.

Dan, jikalau penyusun jadwal  mengajukan pertanyaan, siapa bapak dan ibuk yang bersedia mengajar pada bab jam-jam terakhir. Mungkin, tidak satu pun guru yang akan menjawabnya.

Kenapa pada umumnya guru enggan mengajar pada bagain jam-jam terakhir? Pertanyaan menyerupai ini tampaknya sudah agak bau alasannya ialah jawabannya bukan menjadi diam-diam lagi.

Suasana dan kondisi siswa pada jam-jam bab terakhir cenderung kurang kondusif. Semangat berguru siswa menurun alasannya ialah kelelahan dan ngantuk, apalagi suasana yang mulai gerah di dalam kelas.

#Tips mengajar pada bab jam-jam terakhir

Mengajar pada bab jam terakhir sesuai aktivitas mengajar yang telah disusun oleh petugas mustahil dielakkan. Mau atau tidak, guru hanya mendapatkan dan mengusahakan alternatif solusi dari  permasalahan mengajar pada jam-jam terakhir.

Berikut ini ialah tips mengajar pada jam-jam bab terakhir yang sudah diterapkan oleh penulis dan mungkin perlu dicoba dan diusahakan terus menerus oleh rekan guru yang mengalami dilema yang sama.

1.Awali dengan sesuatu yang menyenangkan
Seperti kata orang bijak, awal memilih langkah selanjutnya. Tidak ada salahnya diterapkan ungkapan ini dalam mengajar. Awali pembelajaran dengan sesuatu yang menyenangkan siswa dengan aneka macam cara.

Guru boleh saja mengawali pelajaran denga bercerita, diselingi humor perihal fakta dan fenomena unik yang sering dialami siswa namun berkaitan dengan  materi pelajaran,

Kesuksesan guru bercerita dengan tema yang relevan tergantung pada kepiawaian guru dalam mengangkat tema dan bercerita di depan kelas. Dulu, penulis pernah ditegur oleh pengawas yang melaksanakan supervisi kunjungan kelas.

Kalau bercerita melulu di awal pelajaran nanti bahan pelajarannya tidak selesai sesuai alokasi waktu dalam RPP. Begitu kira-kira suara tegurannya.  Kemudian penulis memberi alasan, bahwa fisika itu rumit apalagi diajarkan pada jam-jam terakhir.
Apa yang dilakukan hanyalah trik untuk memulai mengajar pada jam-jam terakhir. yaitu mengawali mengajar dengan sesuatu yang kiria-kira menyenangkan siswa.


2.Selingan dalam mengajar
Saat pembelajaran berlangsung diusahakan untuk membuat selingan atau variasi model mengajar dan mengajar. Misalnya  menebak gambar yang dibentuk guru di papan tulis, begitu pula mengisi teka-teki sederhana yang dibentuk guru di papan tulis. Namun hal ini diadaptasi dengan keperluan bahan pembelajaran.

Aksi lain yang dianggap sederhana namun besar maknanya ialah agresi kecil-kecilan siswa dalam kelas. Misalnya siswa disuruh bangkit di belakang bangku seraya kedua tangan memegang sandaran kursi.

Kemudian lakukan gerakan senam kecil-kecilan sambil menyanyikan lagu yang dikira sudah bersahabat di indera pendengaran siswa. Hal ini menggandakan gaya orang yang sedang memasak di dapur, sambil menggerakan badan dan bernyanyi.
Aksi ini meredakan kejenuhan yang dialami siswa saat duduk dan menghilangkan rasa kantuk yang menyerang.

3.Ubah suasana belajar
Sesekali ubah suasana berguru di ruangan kelas. Misalnya, Meja dan bangku yang semula tersusun dengan format 4 ke samping dan 5 ke belakang.  Sesekali coba diubah menjadi deretan meja bundar, letter U, dan lainnya. Namun di final pembelajaran susun kembali menyerupai semula.meskipun

4.Pindah ke luar kelas
Tidak ada salahnya mencoba sesekali untuk berpindah kawasan belajar. Dari ruang kelas ke luar ruangan kelas. Misalnya di koridor kelas,  bawah pohon rindang, dengan catatan tidak menggangu siswa di kelas lain yang sedang belajar.

Menurut admin, kepala sekolah atau pun pengawas sekolah yang tiba supervisi, tidak akan menganggap cara guru mengajar pada jam pelajaran terakhir itu sebagai sesuatu yang abnormal dan melanggar hukum berguru di sekolah.

Justru mereka akan memandang itu sebuah kreativitas guru dalam membuat pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

5.Bantu dengan media audio visual
Tips ini sengaja dibahas terakhir alasannya ialah tips ini gampang dikatakan namun ‘berat’ untuk mengerjakannya, ni pengalaman penulis sendiri.

Bagi guru yang mempunyai kemudahan laptop dan di sekolah tersedia proyektornya, tentu akan elok menggunakannya media audio visual untuk mengatasi dilema mengajar pada jam terakhir.

Gambar  dan video bahan pelajaran sanggup ditayangkan kepada siswa. Pada umumnya siswa menyukai gambar dan video dan ini berpotensi untuk mengatasi dilema mengajar pada jam-jam di bab akhir.
Itulah 5 tips mengajar pada jam-jam terakhir di sekolah. Tentunya tips tersebut akan mempunyai kelemahan namun pembacalah yang akan menyempurnakannya. Kelemahan itu ialah sasaran bahan pelajaran sulit tercapai.Semoga bermanfaat.  

Kamis, 19 Juli 2018

Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran

Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran – Seperti pernah disinggung dalam artikel terdahulu, ada 3 muatan penting yang hendak diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pendidikan karakter, literasi dan HOTS. Dan artikel ini yakni bab terakhir berkaitan dengan ketiga muatan tersebut.

Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran
Ilustrasi integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pemeblajatran (pixabay.com)

Menurut irit penulis, guru tidak perlu lagi grogi dengan istilah atau kosa kata yang dipakai dalam pembelajaran, termasuk dalam Kurikulum 2013. Misalnya, kemampaun berpikir tingkat tinggi yang berasal dari bahasa Inggris, Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Pada hakikatnya, pengintegrasian HOTS kedalam pembelajaran sama prinsipnya dengan pengintegrasian pendidikan karakter dan literasi. Sama-sama tidak menambah atau menyisip bahan gres ke dalam bahan pembelajaran.
Perbedaan fundamental yakni bahwa integrasi HOTS pada bahan pelajaran tertentu yang menghendaki kemampuan berpikir tinggi tinggi. Artinya, tidak semua bahan pelajaran yang sanggup diintegrasikan dengan muatan HOTS.

Sementara itu muatan karakter positif dan literasi sanggup diintegrasikan dalam setiap pembelajaran. Karakter positif perlu dikembangkan selama pembelajaran berlangsung, begitu pula budaya membaca dan menulis.
Dari banyak sekali sumber yang dibaca, ada 5 macam kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu logis, kritis, reflektif, metakognitif dan berpikir kreatif. Kelima macam kemampuan berpikir ini perlu diintegrasikan ke dalam pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.
Mari kita bersama mengingat kembali Taksonomi Bloom. Semua guru sudah mempunyai pengetahuan dan wawasan perihal matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus kawawan kognitif (aspek pengetahuan) relevan dengan pembahasan kita ini.

#Taksonomi Bloom aspek kognitif

Rekan guru niscaya sudah mengetahui bahwa ranah kognitif yakni kemampuan (kompetensi) untuk memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Pada hakikatnya ranah kognitif merupakan kemampuan untuk menyatakan kembali konsep dan prinsip yang sudah dipelajari.

Berdasarkan kemampuan berpikir kognitif tersebut, ada 6 tingkat kemampuan berpikir yang dimulai dari kemampuan berpikir  tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Setiap jenjang kemampuan ditandai dengan abjad C (cognitif).

Sebagai contoh, C1 (Pengetahuan) yakni identitas untuk kemampuan mengingat istilah, fakta, konsep, konvensi, katagori, fenomena, klasifikasi, dll.  Materi pelajaran bersifat hafalan yang mesti diingat kembali oleh siswa.

Kata kerja operasional yang sering dipakai pada jenjang C1 antara lain: menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi (mengenal), dll.  Nah, selanjutnya eksklusif menuju jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif.

C6 (evaluasi) yakni kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu berdasar kriteria yang ada. Penilaian dilakukan terhadap ide, gagasan, kreasi, metode dan cara. Kemampuan penilaian mengantarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan penerapan serta cara gres melalui sintesa dan analisa.

Membandingkan, menyimpulkan, menilai, memperkirakan, memprediksi, memperjelas, mengukur, menspesifikasi, mendisain dan merangkum yakni beberapa kata kerja operasional yang lazim dipakai pada jenjang berpikir tingkat tinggi.

#Berpikir tingkat tinggi

Integrasi taktik HOTS merupakan keahlian dalam berpikir tingkat tinggi. Keahlian berpikir tingkat tinggi ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif.

Kemampuan berpikir HOTS bahwasanya identik dengan kemampuan atau jenjang berpikir analisis dan penilaian sebagaimana kemampuan berpikir pada ranah kognitif C6.

Kemampuan analisis dan penilaian ditandai dengan kemampuan menspesifikasi hal-hal yang umum dalam aspek tertentu berdasarkan fakta atau konsep yang ada kemudian mengambil kesimpulan. Ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, logis reflektif dan kreatif.

Khusus kemampuan metakognitif, kemampuan ini ditandai dengan kemampuan memperkirakan, memprediksi dan mendisain fakta dan fenomena alam dan sosial dengan banyak sekali metode yang bersifat ilmiah.

#HOTS dalam pembelajaran

Langkah utama guru dalam mengintegrasikan HOTS yakni menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) berdasar kurikulum  2013. RPP menjadi panduan ilmiah bagi guru dalam melakukan pembelajaran. Oleh alasannya itu integrasi HOTS harus tergambar pada RPP.

HOTS sesungguhnya sudah tergambar dalam kompetensi inti dan kompetensi setiap mata pelajaran. Misalnya, kompetensi inti dan kompetensi dasar jenjang SMP/MTs kelas IX.

1.Kompetensi Inti (KI)
Pada setiap mata pelajaran di SMP/MTs, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada KI 3 antara lain memahami pengetahuan  yang bersifat faktual, konseptual dan prosedural  berdasar rasa ingin tahu siswa perihal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan insiden yang nampak nyata.

2.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar SMP/MTs dalam Kurikulum 2013, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada butir tertentu. Artinya tidak semua KD harus mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat tinggi melainkan sesuai dengan sifat dan karaketr konsep bahan pelajaran yang akan dipelajari.

3.Kegiatan pembelajaran
HOTS terintegrasi dalam acara pembelajaran baik pada bab pendahuluan maupun acara inti. Agar tidak menambah atau menyisip bahan yang sudah ada maka HOTS diintegrasikan pada bahan pelajaran yang bersifat ajaib dan memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi saja. Materi membutuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, metakognitif, reflektif dan kreatif.
Demikianlah pembahasan perihal integrasi HOT dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Semoga bermanfaat bagi pengunjung khususnya rekan guru dimana saja berada.

Kamis, 12 Juli 2018

Strategi Mengintegrasikan Literasi Dalam Pembelajaran

Strategi mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran – Abad ke- 21 yang lebih bersahabat disebut sebagai kurun milenium, kiranya menuntut seseorang untuk banyak membaca dan menulis (literasi). Kegiatan membaca dan menulis diyakini akan meningkatkan keterampilan seseorang  dalam berpikir dan bertindak.

Strategi mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran Strategi Mengintegrasikan Literasi dalam Pembelajaran
Berkunjung ke perpustakaan merupakan salah satu taktik literasi dalam pembelajaran (Nefrida/matrapendidikan.com)

Oleh alasannya itu himbauan untuk berbagi budaya literasi di sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat patut menerima perhatian semua orang. Di forum sekolah hal itu ditindaklanjuti dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Dalam pengertian terbatas, literasi dimaknai dengan membaca dan menulis. Akan tetapi dalam konteks yang lebih luas, literasi mengandung makna acara melihat, membaca, menyimak, berbicara dan mencipta.

Pada gilirannya, apa yang dilihat, dibaca, disimak dan dibicarakan akan sanggup menghasilkan sesuatu goresan pena yang disebut dengan acara menulis.

Unsur acara dalam literasi akan menghasilkan seseorang untuk kreatif (creative), berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication) dan bekerja sama (collaboration).

Unsur acara literasi juga akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami dan memakai aneka macam informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Literasi dalam pembelajaran

Budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran sudah usang diterapkan oleh guru. Hanya saja, implementasinya dalam pembelajaran perlu disempurnakan. Penyempurnaan dimaksud berkaitan dengan unsur dalam acara literasi.

Selain itu, budaya literasi diintegrasikan melalui taktik dan metode mengajar, pengelolaan kelas dan acara evaluasi. Dalam Kurikulum 2013, budaya literasi, sebagaimana halnya pendidikan karakter, tidak menambah atau menyisip materi pelajaran yang sudah ada.

Strategi integrasi budaya literasi dalam pembelajaran dimulai dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP mengakomodasi seluruh waktu pembelajaran, baik tahap pendahuluan dan acara inti maupun acara penutup.

Agar pembelajaran bernuansa literatif maka dalam pembelajaran diharapkan aneka macam sumber dan media belajar.sumber mencar ilmu tidak hanya guru, lingkungan sekitar juga menjadi bahan/sumber belajar.

Apa yang terdapat dalam ruang kelas sanggup dimanfaatkan materi dan sumber belajar. Begitu pula buku panduan, buku wajib dan buku penunjang. Jika tidak memadai di ruang kelas, guru sanggup membawa siswa ke ruang perpustakaan atau buku itu sendiri yang di bawa ke ruang kelas.

Sumber dan media mencar ilmu sanggup dalam bentuk audio maupun visual. Oleh alasannya itu lieterasi dikelompokkan kedalam literasi audio dan literasi visual. Strategi literasi mengandung makna meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan aneka macam sumber informasi yang ada di aneka macam media.

Misalnya media cetak (buku, jurnal, tabloid, surat kabar, majalah, dll). Dalam bentuk digital, taktik literasi menghendaki penerima didik sanggup mengkases dan memanfaatkan media internet dan digital yang berkembang sampaumur ini.

Bentuk integrasi literasi dalam proses pembelajaran antara lain;

1.mengamati objek media gambar/charta
2.mengamati lingkungan sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran
3.membaca sumber mencar ilmu ibarat buku pelajaran, lks, buku catatan, dll.
4.mengumpulkan informasi melalui lembaran observasi
5.menganalisis informasi
6.mendiskusikan secar kelompok
7mempresentasikan hasil diskusi
8.bertanya dan menjawab pertanyaan
9.menyimpulkan
10.menyajikan laporan diskusi secara tertulis
11.memajang laporan diskusi di peprustakaan sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa literasi dalam pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan acara membaca dan menulis. Dalam literaksi terdapat acara pemahaman, analisis, mengkomunikaikan dan sejumlah kemampuan lainnya.

Selasa, 10 Juli 2018

Pengintegrasian Nilai Aksara Aktual Dalam Kurikulum 2013

Pengintegrasian nilai huruf nyata dalam kurikulum 2013 -  Kurikulum merupakan teladan dalam melakukan proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan. Proses berguru dan mengajar tersebut berawal dari perencanaan dan penyusunan perangkat pembelajaran oleh guru sebagai pengelola pembelajaran.

Pengintegrasian nilai huruf nyata dalam kurikulum  Pengintegrasian Nilai Karakter Positif dalam Kurikulum 2013

Hal itu sudah tidak absurd lagi bagi para guru. Bahkan membuat perangkat mengajar, boleh dikatakan menjadi ‘santapan’ rutin setiap awal semester.  Namun yang membuat guru sedikit repot lantaran menyita banyak waktu yakni kurikulum yang berlaku.

Kurikulum 2013 sebagai teladan dalam pembelajaran terkini sering mengalami perubahan, tepatnya mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan yang dilakukan bukan untuk menambah atau menyisip materi yang sudah ada dalam kurikulum tersebut.

Penyempurnaan kurikulum pendidikan berkaitan dengan pengayaan terhadap kurikulum itu sendiri. Ada nilai-nilai yang hendak ditegaskan dan diintegrasikan ke dalam kurikulum 2013. Nilai-nilai itu bahwasanya sudah dilaksanakan oleh guru setiap kali mengajar semenjak dulunya

Hanya saja, apa yang sudah dilakukan guru tersebut dalam acara pembelajaran belum ditegaskan secara administratif maupun  yuridis.

Penyempurnaan kurikulum 2013 maupun sistem penilaian akan mendesak guru untuk selalu memperbaharui perangkat mengajar, terutama sekali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, disingkat RPP.  

Apa saja muatan yang hendak diintegrasikan ke dalam Kurikulum 2013?  Ada 3 unsur penting yang diintegrasikan dalam kurikulum 2013, yaitu Penguatan Pendidikan Karakter, disingkat PPK, Literasi dan Higher Order Thingking Skills, disingkat HOTS.

Ketiga unsur tersebut akan diulas secara berseri, dimulai dengan Pengintegrasian Nilai Karakter Positif dalam Kurikulum 2013. Oleh lantaran itu mari kita mulai dan ikuti pembahasan ini selanjutnya.

#Integrasi pendidikan karakter

Integrasi pendidikan huruf ke dalam kurikulum pendidikan tidak menambah beban materi dalam kurikulum 2013. Hal ini perlu digarisbawahi untuk menghindari pemahamaan keliru dalam menyusun perangkat pembelajaran sehingga kurikulum 2013 terhindar dari kesan sarat akan materi pelajaran.

Integrasi pendidikan karakter, termasuk literasi dan HOTS yakni seni administrasi guru dalam mengajar, mengelola kelas, dan cara berguru siswa. Sebagai seni administrasi mengajar, pendidikan huruf terintegrasi dalam mekanisme dan langkah pembelajaran sebagaimana yang dituangkan dalam RPP.

Pengintegrasian nilai huruf nyata dalam pembelajaran terutama sekali pada acara pendahuluan, acara inti dan acara penutup.

Namun demikian penyebutan terhadap RPP tidak mengalami perubahan. Artinya guru tetap menyebut RPP Kurikulum 2013, bukan RPP PPK.

Proses pembelajaran yang berlangsung pada satuan pendidikan merupakan perpaduan aspek yang melibatkan fisik dan psikis. Kedua aspek tersebut berdampak kepada akumulasi kecerdasan, sikap dan sikap serta kecakapan akseptor didik.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)  sebagaimana dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 yakni platform pendidikan nasional untuk membekali akseptor didik yang berjiwa Pancasila dan berkarakter nyata dalam menyongsong dinamika perkembangan zaman.

Pada hakikatnya, pendidikan huruf menjadi bab tak terpisahkan dari Kurikulum 2013. Hal ini cukup beralasan mengingat setiap pembelajaran di satuan pendidikan menuntut  integrasi nilai-nilai huruf nyata pada siswa.

Karakter nyata yang diintegrasikan melalui proses pembelajaran yakni huruf religius, mandiri, nasionalis, gotong-royong dan integritas kepribadian.

#Pendekatan huruf berbasis kelas

Implementasi PPK dalam Kurikulum 2013 memakai pendekatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat.

Ketiga basis pendekatan ini bersifat utuh dan menyeluruh dalam acara di kelas, di luar kelas dan lingkungan masyarakat. Begitu pula jenis acara intrakurikuler, kokurikuler dan acara ekstrakurikuler di tingkat satuan pendidikan.

Pendidikan Berbasis Kelas merupakan sasaran utama implementasi integrasi pendidikan huruf dalam Kurikulum 2013. Di kelas terjadi interaksi (hubungan timbal balik) secara menyeluruh dan terpadu antara guru dengan siswa dalam rangka memenuhi sasaran minimal  kurikulum atau Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang disepakati bersama antar warga sekolah.

Integrasi pendidikan huruf dalam pembelajaran di kelas lebih menitikberatkan bagaimana guru mempersiapkan dan memadukan nilai-nilai huruf nyata melalui seni administrasi dan metode  mengajar, bentuk penilaian dan pengelolaan kelas.

#Langkah dan cara integrasi pendidikan karakter

Bagaimana mengimplementasikan integrasi huruf nyata ke dalam pembelajaran kurikulum 2013? Berikut hanyalah sekadar contoh sederhana bagaimana langkah dan cara memadukan pendidikan huruf dalam acara pembelajaran sekali pertemuan.

Sebelum memulai acara pembelajaran maupun tahap pendahuluan, guru sanggup mengintegrasikan beberapa huruf positif. Misalnya,

-Mengucap salam saat memasuki ruang kelas  dan siswa menjawab salam
-Memeriksa kebersihan, kerapian dan keindahan kelas
-Mengetahui kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa
-Mengkondisikan kelas supaya siswa siap mendapatkan pelajaran
-Berdoa sebelum memulai acara belajar
-Mengingatkan siswa semoga tertib dalam belajar, berdiskusi, menghormati pendapat teman.
-Menyampaikan tujuan pembelajaran semoga siswa termotivasi untuk mewujudkan tujuan dimaksud.

Pada acara inti dalam pembelajaran, guru sanggup menunjukkan dorongan semoga siswa aktif dan berpartisipasi dalam belajar, bertanya dan menjawab pertanyaan, menghormati guru, sahabat yang sedang  berbicara mengemukakan pendapatnya.

Pada acara epilog pembelajaran, guru menunjukkan umpan balik terhadap penguasaan materi pelajaran. Guru menunjukkan beberapa soal atau pertanyaan. Dalam hal ini guru mengingatkan semoga siswa tidak mencontek melainkan bekerja mandiri.

Dalam acara penilaian, minimal guru mengadakan penilaian proses dalam sekali pertemuan. Dalam penilaian proses sanggup dipakai instrumen lembaran observasi untuk memperoleh bagaimana perkembangan huruf siswa selama pembelajaran berlangsung.

Melalui lembaran observasi ini guru sanggup mengetahui perkembangan nilai-nilai huruf pada siswa selama pembelajaran. Sekaligus untuk mempersiapkan seni administrasi pendidikan huruf pada  pertemuan dan acara pembelajaran berikutnya.

Menurut irit penulis, integrasi pendidikan huruf dalam acara pembelajaran tidak mesti ke 5 huruf nyata yang diinginkan dalam sekali pertemuan. Artinya, guru tidak mesti memaksakan atau membuat situasi dan kondisi supaya sanggup mengintegrasikan ke 5 huruf nyata ke dalam acara pembelajaran sekali pertemuan.

Justru pengintegrasian pendidikan huruf dalam pembelajaran kurikulum 2013 dibutuhkan berjalan secara alamiah selama acara pembelajaran berlangsung.

Selasa, 03 Juli 2018

5 Istilah Terkenal Dalam Evaluasi Kurikulum 2013

5 Istilah terkenal dalam evaluasi kurikulum 2013 – Sebelum memulai kiprah mengajar untuk Tahun Pembelajaran 2018/2019 ada baiknya diingat kembali istilah yang dipakai dalam evaluasi Kurikulum 2013 (Kurtilas/K.13). Pembahasan pada artikel pendidikan ini hanya sekadar untuk menyeragamkan penggunaan istilah dalam evaluasi oleh guru di sekolah.

 Istilah terkenal dalam evaluasi kurikulum  5 Istilah Populer dalam Penilaian Kurikulum 2013

Seperti diketahui evaluasi ialah serangkaian proses untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa. Proses tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan dalam proses belajar. Tujuannya untuk memantau kemajuan maupun perbaikan hasil berguru siswa.

Merujuk pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Revisi Kurikulum 2013, ada beberapa istilah yang sering dipakai dalam acara evaluasi oleh guru di sekolah:

1.Ketuntasan Belajar Minimal(KBM)

KBM ialah kriteria pencapaian ketuntasan minimal pada satu atau dua kompetensi dasar. Sebagai contoh, ketuntasan mata pelajaran IPA pada kompetensi dasar 1 ialah 65.

Setelah diadakan ulangan pada kompetensi dasar tersebut, siswa memperoleh nilai 65 atau menguasai bahan pada kompetensi dasar tersebut 65%. Siswa tersebut sudah memenuhi ketunasan berguru minimal.

Sebelumnya dipakai istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang tertuang dalam permendikbud Nomor 53 Tahun 2015. Jika Anda ingat, istilah ini sudah pernah dipakai sebelumnya menyerupai pada KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) atau kurikulum 2006.. Ada juga yang memakai istilah SKBM (Syarat Ketuntasan Belajar Minimal).

2.Penilaian Harian(PH)

Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi siswa secara bersiklus sehabis menuntaskan satu atau lebih kompetensi dasar. Penilaian harian lebih kompleks dan tidak hanya sebagai ujian.

Sebelumnya dikenal dengan istilah UH (Ulangan Harian). Semacam acara yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa dan dijadikan teladan sebagai prestasi belajar.

3.Penilaian Tengah Semester(PTS)

Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi siswa sehabis melakukan beberapa ahad acara pembelajaran. Penilaian meliputi seluruh indikator pada KD tersebut.  Sebelumnya UTS (Ujian Tengah semester)

4.Penilaian Akhir Semester(PAS)

Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi siswa di simpulan semester ganjil/gasal atau semester genap. Mencakup seluruh indikator pada semua KD. Sebelumnya dipakai istilah UAS (Ujian Akhir Semester). PAS untuk semester gasal/ganjil dan semester genap

5.Penilaian Akhir Tahun (PAT)

Sebelum PAT dipakai istilah UKK (Ujian Kenaikan Kelas). PAT terdiri dari bahan soal pada semester ganjil (25%) dan semester genap (75%). Kenaikan kelas ditentukan oleh PAT
Simak juga : Mekanisme Sistem Penilaian dalam Pendidikan 
Demikian 5 istilah evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam kurikulum 2013.

Kamis, 28 Juni 2018

Mekanisme Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan (4)

Mekanisme sistem evaluasi dalam pendidikan (4) – Pada bab terdahulu sudah pernah diungkapkan bahwa sistem evaluasi hasil berguru siswa berada pada ruang lingkup, tujuan, bentuk, prinsip dan manfaat tertentu. Dan pada kesempatan ini akan dibahas kelanjutannya yaitu prosedur evaluasi hasil berguru siswa.

Mekanisme sistem evaluasi dalam pendidikan  Mekanisme Sistem Penilaian dalam Pendidikan (4)

Penilaian hasil berguru siswa dilaksanakn oleh guru, sekolah dan pemerintah. Ketiga pihak ini melakukan evaluasi dengan prosedur masing-masing.

1.Mekanisme penialain oleh guru

Sebelum melakukan penilaian, guru terlebih dulu merancang bagaimana taktik evaluasi yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Hasil rancangan taktik evaluasi sanggup dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bersumber pada silabus mata pelajaran.

Penilaian hasil berguru siswa dilakukan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian aspek perilaku dilaksanakan melalui observasi (pengamatan) eksklusif selama proses pembelajaran.

Mekanisme penialaian aspek pengetahuan dilakukan guru melalui tes dan non tes. Ada yang namanya tes tertulis, tes verbal dan ada pula penugasan. Hal ini tergantung pada kompetensi apa yang hendak dinilai.

Sedangkan prosedur evaluasi keterampilan siswa dilakukan oleh guru melalui kerja praktik, kerja proyek, produk, fortofolio dan lain sebagainya. Hal ini juga tergantung pada kompetensi yang akan dinilai pada siswa.
Ketiga aspek yang dinilai pada siswa mempunyai kriteria tertentu yang dikenal dengan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM). Penetapan KBM dilakukan melalui rapat majelis guru. Mekanisme bagi siswa yang belum mencapai KBM akan dialksanakan jadwal remedial/remedi.

2.Mekanisme penialain oleh sekolah

Penilaian hasil berguru siswa oleh sekolah meliputi semua mata pelajaran dalam matra sikap, pengetahuan dan matra keterampilan. Mekanisme ini terlihat dengan adanya ujian sekolah (US) untuk memilih kelulusan siswa di suatu sekolah
Mekanisme evaluasi oleh sekolah selain ujian sekolah yaitu evaluasi final semester PAS) dan evaluasi final tahun (PAT). Meskipun penyelenggaranya pihak sekoalh namun guru tetap berperan aktif dalam kedua jenis evaluasi ini.
Pada final semester atau final tahun, majelis guru akan mengadakan rapat hasil evaluasi termasuk rapat untuk kenaikan kelas.

3.Mekanisme evaluasi oleh pemerintah

Penilaian hasil berguru siswa oleh pemerintah dilakukan secara nasional. Penilaian dilaksanakan pada mata pelajaran tertentu saja, menyerupai di jenjang SMP/Sederajat pada mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika dan IPA.
Bentuk ujian yang diselenggarakan oleh pemerintah yaitu Ujian Nasional. Saat ini ada ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan ujian nasional kertas dan pensil (UNKP). Bagi pemerintah, UN diselenggarakan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
Penilaian hasil berguru siswa oleh pemerintah, dalam hal ini BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan)  bekerja sama dengan instansi terkait, bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan forum sekolah.
Bentuk ujian yang dilaksanakan oleh pemerintah tidak hanya UN melainkan juga melalui survey, sensus dan bentuk lainnya yang ditentukan oleh menteri pendidikan.

Selasa, 26 Juni 2018

Bentuk Dan Kegunaan Evaluasi Hasil Berguru Siswa (3)

Bentuk dan kegunaan evaluasi hasil berguru Siswa (3) – Secara operasional evaluasi hasil berguru siswa bergotong-royong dipegang oleh guru. Ada dua alasan penting untuk membenarkan pernyataan ini. Pertama, pembelajaarn dilaksanakan oleh guru secara pribadi melalui kegiatan tatap muka.

Bentuk dan kegunaan evaluasi hasil berguru Siswa  Bentuk dan Kegunaan Penilaian Hasil Belajar Siswa (3)

Guru berinteraksi pribadi dengan siswa melalui pembelajaran. Dan evaluasi ialah salah satu kiprah pokok guru dalam melakukan pembelajaran. Kedua, oleh lantaran guru berinteraksi pribadi dengan siswa dalam pembelajaran maka guru sanggup melakukan evaluasi hasil berguru siswa dalam aneka macam bentuk.

Misalnya, ulangan (ujian), pengamatan (observasi), penugasan dan bentuk lainnya yang dibutuhkan sesuai kompetensi dasar konsep mata pelajaran.

Penilaian hasil berguru oleh guru mempunyai kegunaan untuk mengukur dan mengetahui sejauhmana ketercapaian suatu kompetensi oleh siswa. Namun yang paling penting kegunaannya ialah sebagai salah satu upaya guru untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Penilaian dalam pendidikan tidak hanya dilakukan oleh guru. Sekolah dan pemerintah juga sanggup melakukan evaluasi hasil berguru siswa sebagaimana telah diutarakan pada ruang ringkup evaluasi pendidikan.
Selain itu, evaluasi hasil berguru terhadap siswa mempunyai kegunaan untuk menyiapkan laporan kemajuan berguru siswa pada evaluasi harian PH), evaluasi tengah semester (PTS), evaluasi tamat semester (PAS), evaluasi tamat tahun (PAT) dan kenaikan kelas siswa.

Penilaian oleh sekolah dilaksanakan dalam bentuk ujian sekolah yang sering dikenal dengan US. Penilaian ini dipakai untuk penentuan kelulusan bagi siswa pada jenjang terakhir suatu sekolah.

Bagi sekolah, evaluasi yang dilakukan oleh guru maupun sekolah dipakai untuk perbaikan atau penjaminan mutu (kualitas) suatu sekolah. Oleh alasannya ialah itu sekolah menetapkan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau sebelumnya dikenal dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan kriteria kenaikan kelas.
Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi hasil berguru siswa yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Kegunaan UN bagi pemerintah ialah pemetaan kualitas aktivitas suatu sekolah, pertimbangan dalam seleksi melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya dan training serta pemberian pinjaman kepada sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.