Debat nonton debat di warung, tak kalah serunya – Debat putaran pertama pasangan calon (paslon) Presiden dan Wapres Pilpres 2019 disiarkan secara luas melalui media televisi kemaren malam. Selain itu sanggup juga disaksikan secara streaming melalui jaringan internet oleh para netizen..
Ilustrasi debat nonton debat (pixabay.com)
Fokus bahan pembahasan artikel ini bukan soal siapa dan apa bahan debat Paslon Pilpres tersebut. Pembahsan menyangkut debat penonton disaat atau setelah debat Paslon pada Pilpres 2019.
Diperkiraakan jutaan pemirsa dan netizen menyaksikan prosesi debat Pilpres 2019 putaran pertama. Tidak hanya di rumah, kawasan kost, hotel, lokasi nonton bareng (Nobar). Di warung-warung makan dan minuman juga ada pemirsa yang nonton siaran televisi debat pilpres 2019.
Debat di warung tak kalah seru
Secara alamiah setiap orang pandai berdebat selagi waras dan tidak tuna rungu. Namun debat yang terjadi ada yang bersifat formal dan ada pula debat non formal. Debat formal menyerupai yang berlangsung kemaren malam dan disiarkan secara eksklusif melalui media televisi dan internet.
Debat di warung-warung makanan dan minuman termasuk debat non formal. Debat di warung rupanya tak kalah seru. Pemirsa, mau tak mau terlibat dalam debat ketika dan setelah Debat Pilpres 2019 berlangsung.
Debat jawaban menonton Debat Pilpres 2019, rupanya lebih seru dan menarik jikalau ditilik di sisi lain. Debat di warung lebih bebas dan mengalir bagai air. Tidak ada perjanjian, kisi-kisi atau bahan debat diberikan oleh pemilik warung sebelum berdebat.
Namun debat berjalan natural. Jika diamati debat pengunjung warung ketika menonton debat di televisi. Ternyata pengunjung warung lebih pintar, gampang menilai kelebihan dan kekurangan orang berdebat di televisi.
Duduk di warung makanan atau minuman, berdebat seraya nonton debat di televisi, pengunjung warung ‘wajib’ memesan makanan atau minuman. Memang, pemilik warung tidak menyatakan menyerupai itu.
Tapi pengunjung tak lezat hati jikalau duduk berlama-lama sambil menonton televisi dan berdebat kecil-kecilan.
Debat di warung, tak ada ‘yel-yel’ pendukung yang bakal menimbulkan bunyi gaduh di warung. Pengunjung warung selalu memelihara tatakrama di warung. Karena pengunjung warung bersifat majemuk. Ada orangtua, dewasa, remaja dan anak-anak. Otomatis pengunjung akan mengontrol perilaku dan ucapannya.
