jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: Hasil penelusuran untuk pendidikan-anak-di-lingkungan-keluarga

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri pendidikan-anak-di-lingkungan-keluarga. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri pendidikan-anak-di-lingkungan-keluarga. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Januari 2019

Manajemen Pendidikan Anak Di Lingkungan Keluarga Dan Permasalahannya

Manajemen pendidikan anak di lingkungan keluarga dan permasalahannya - Keluarga merupakan unit terkecil dari komunitas masyarakat di suatu tempat. Oleh alasannya ialah itu sanggup dikatakan, bergotong-royong basis pendidikan anak ialah lingkungan keluarga. Proses dan administrasi pendidikan anak dimulai di lingkungan keluarga, sebelum anak memasuki proses pendidikan berikutnya di forum sekoalah.

Manajemen pendidikan anak di lingkungan keluarga dan permasalahannya Manajemen Pendidikan Anak di Lingkungan Keluarga dan Permasalahannya
Ilustrasi keluarga banyak anak (pexels.com)
Keluarga termasuk salah satu bentuk pendidikan non formal. Manajemen pendidikan anak di lingkungan keluarga akan berbeda dengan pendidikan formal. Salah satunya disebabkan lantaran di lingkungan keluarga tidak terdapat kurikulum tertentu sebagaimana lazimnya di forum pendidikan sekolah.

Konsep dan administrasi pendidikan di lingkungan keluarga berlangsung dalam dimensi waktu dan kawasan tanpa batas. Gurunya ialah kedua orangtua dan orang remaja yang ada di rumah tangga.

Sebagai guru, orangtua tidak memerlukan kurikulum dalam mendidik anak. Selain itu orangtua tidak akan mengajar melainkan mendidik anak dalam prosentase yang lebih besar. Namun demikian dalam prosesnya perlu administrasi pendidikan anak di lingkungan keluarga.

Pola dan model keteladanan

Manajemen pendidikan anak di lingkungan keluarga terwujud dalam bentuk contoh dan model tertentu. Hal yang sudah lazim dalam pendidikan anak ibarat diketahui orangtua ialah contoh dan model keteladanan.

Model dan contoh keteladanan ini menjadi penting dalam pengembangan abjad anak. Melalui pemodelan keteladanan berdasarkan contoh tertentu, orangtua sanggup membuatkan abjad disiplin dan rajin belajar, misalnya. 

Artinya pengembangan abjad tersebut tidak akan efektif tanpa diiringi sikap dan tingkah laris disiplin dan kebiasaan mencar ilmu dari kedua orangtua.

Pembiasaan sesuatu yang baik dilakukan anak perlu pengarahan dan model dari orangtua. Dengan demikian anak akan paham jikalau model yang ditunjukkan orangtua memang bermanfaat dan patut dijalankan oleh anak.

Pengawasan dan toleransi

Pengawasan terhadap anak tidak sebagaimana lazimnya pada forum sekolah. Pengawasan terhadap anak selama berada di rumah diiringi oleh sikap toleransi orangtua.

Orangtua perlu mengingatkan anak saat mereka terlalu asyik dengan gadget atau menonton siaran televisi. Namun demikian orangtua perlu mengajak anak menonton bersama anak dengan pilihan siaran yang baik. Mendengarkan musik bersama sambil memperlihatkan isyarat perihal musik yang sedang didengar.
Ketika anak belajar, orangtua berperan penting dalam mendampinginnya. Mendampingi disini tidak mesti duduk di bersahabat mereka melainkan menyediakan akomodasi dan keperluan mencar ilmu serta motivasi belajar.

Anak dua versus anak banyak

Slogan dua anak cukup, sudah sering kita dengar dan itu berlangsung semenjak tahun 1970-an. Slogan ini disosialisasikan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Bahkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan ini pemerintah waktu itu telah mengeluarkan uang belahan Rp. 5,- bergambar logo Keluarga Berencana (KB). Tujuan kegiatan ini diantaranya ialah meningkatkan kesehatan ibu dan anak, membatasi jarak melahirkan, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Anak cukup dua, slogan ini secara logika sanggup diterima kebijaksanaan sehat. Dengan mempunyai 2 anak, pendidikan dan pelayanan perhatian serta kasih sayang terhadap anak akan terjamin.

Dengan demikian, pendidikan anak lebih terjamin. Bahkan dengan anak hanya dua, berpeluang menjadi anak yang berprestasi di sekolah dan membanggakan orangtua. Selain itu para orangtua tidak direpotkan oleh anak, baik dalam pengasuhan,  pelayanan kasih sayang maupun biaya pendidikan.

Namun skenario anggun itu, kadang kala berseberangan dengan kenyataannya, apalagi di zaman sekarang. Memiliki hanya dua anak, kadang kala bagai mempunyai 5 orang anak. Hal ini tanggapan administrasi pendidikan anak yang diterapkan belum efektif.

Sebaliknya, justru yang mempunyai anak banyak kadang kala terlihat lebih menyenangkan. Anak-anak mereka terlihat bersikap baik dan berprestasi di sekolah. Salah satunya lantaran administrasi pendidikan yang baik di lingkungan keluarga.

Keasadaran dan kepedulian

Orangtua yang mempunyai anak banyak, telah mempunyai kesadaran dan kepedulian super ekstra semenjak awal. Kesadaran dimaksud ialah kesiapan mental bahwa mempunyai anak banyak akan mendatangkan resiko yang lebih besar.

Biaya kebutuhan harian dan pendidikan anak tentu lebih banyak. Pengasuhan dan pengawasan, serta pelayanan kasih sayang akan lebih merepotkan.

Namun kesiapan diri disertai dengan keikhlasan mendapatkan segala resiko punya anak banyak, justru menciptakan orangtua mempunyai kepedulian dan perhatian besar terhadap anak dan pendidikannya.

Misalnya, orangtua yang mempunyai banyak anak, menyadari dan bersedia menyediakan banyak waktunya untuk memperhatikan dan memperlihatkan kasih sayang pada anaknya. Bahkan ada orangtua yang mengorbankan pekerjaannya demi memusatkan perhatian pada anak.

Orangtua demikian menyadari bahwa riski itu dari Allah SWT sedangkan orangtua berusaha mencari riski itu dengan cara yang baik. Orangtua demikian juga berharap supaya amanah untuk merawat banyak anak akan menerima ridho dari Allah SWT.

Sebaliknya, keikhlasan orangtua dan ridho dari Allah SWT berbuah manis. Anak mempunyai sikap dan sikap baik, menyadari situasi dan kondisi orangtuanya (tau diri), serta berprestasi cukup membanggakan dan menyenangkan hati orangtua. Hal ini lantaran anak menyadari betul bagaimana kesulitan orangtuanya.

Disisi lain, kesulitan orangtua membiayai anak banyak; kebutuhan harian dan biaya pendidikan, justru menjadi motivasi bagi orangtua mendidik anak di rumah tangga. Hidup ialah risiko oleh alasannya ialah itu risiko itu harus dihadang dan dijalankan.
Orangtua renta hanya menjalankan amanah untuk mempunyai banyak anak dan mengusahakan riski yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang di kemudian hari.

Jumat, 25 Januari 2019

Peranan Kelompok Dasawisma Dalam Menunjang Pendidikan Di Lingkungan Keluarga

Peranan kelompok dasawisma dalam menunjang pendidikan di lingkungan keluarga – Pendidikan anak dalam prosesnya menjadi tanggung jawab keluarga, forum sekolah dan pemerintah. Ketiga unsur ini saling bersinergis dalam memajukan proses pendidikan anak melalui taktik dan metode masing-masing.

Peranan kelompok dasawisma dalam menunjang pendidikan di lingkungan keluarga Peranan Kelompok Dasawisma dalam Menunjang Pendidikan di Lingkungan Keluarga
Kelompok dasawisma berperan penting dalam menunjang pendidikan (Rika G/matrapendidikan.com)

Disadari bahwa keluarga menjadi basis utama pendidikan anak. Hal ini lantaran anak lahir dan dibesarkan pertama kali di lingkungan keluarga, sebelum memasuki kursi pendidikan di sekolah. Oleh alasannya yaitu itu sangat besar tugas keluarga dalam mendidik anak.
Sebuah keluarga yaitu unit terkecil dari struktur sosial kemasyarakatan. Pemberdayaan terhadap keluarga dilakukan oleh kedua orangtua melalui aneka macam inovasi.

Dalam level yang lebih luas, pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui bimbingan organisasi kemasyarakatan. Salah satu organisasi kemasyarakatan dalam  pemberdayaan keluarga yaitu PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga).

PKK mempunyai 10 aktivitas pokok dan salah satu butir aktivitas tersebut yaitu unsur pendidikan dan keterampilan. Penerapan aktivitas ini lebih efektif untuk mencapai sasaran melalui kelompok Dasawisma. Kelompok ini merupakan kumpulan beberapa keluarga yang diberdayakan melalui kegiatan dalam PKK.

Peranan dasawisma sangat penting dalam menyebarkan kanal pendidikan dan keterampilan di lingkungan keluarga. Pencerahan terhadap pentingnya pendidikan dalam kelompok dasawisma akan berdampak pada kesadaran keluarga untuk mengedepankan pendidikan anak.

Melalui kegiatan kelompok dasawisma, keluarga mempunyai kesadaran dan pemahaman yang tinggi bahwa pendidikan itu yaitu bekal berharga bagi anak di masa depan.

Selain itu di lingkungan keluarga, anak memperoleh keterampilan dasar yang sanggup memperkuat aktivitas keterampilan di forum sekolah.
Dasawisma dibina oleh Penggerak PKK di tingkat jorong maupun nagari. Pembinaan yang intensif oleh para aktivis PKK terhadap kelompok dasawisma melalui 10 aktivitas pokok PKK akan meningkatkan nilai tambah terhadap pemberdayaan keluarga khususnya dalam aspek pendidikan dan keterampilan.

Selasa, 23 Oktober 2018

Guru Sekaligus Orangtua Dalam Pendidikan Anak

Guru sekaligus orangtua dalam pendidikan anak – Anak yakni calon penerus generasi bangsa dan keturunan bagi keluarga. Bagi suatu bangsa, anak yakni calon pemimpin di masa depan. Sedangkan bagi sebuah keluarga, anak menjadi referensi impian orangtua di hari depan.

Guru sekaligus orangtua dalam pendidikan anak Guru Sekaligus Orangtua dalam Pendidikan Anak
Ilustrasi guru dalam pendidikan di sekolah (pixabay.com)

Salah satu bekal penting bagi anak yakni pendidikan. Membekali anak dengan pendidikan yang  memadai berarti menyiapkan generasi penerus bangsa dan keturunan keluarga menjadi lebih baik.
Pada hakikatnya kiprah pendidikan anak dibebankan kepada orangtua di rumah dan guru di sekolah. Orangtua dan guru bersinergi membekali anak dengan pendidikan yang berkualitas.

#Ibarat dua sisi mata uang

Orangtua dan guru menyerupai dua sisi mata uang. Kedua sisi mata uang mempunyai model dan corak berbeda namun nilai nominalnya sama. Tidak ada mata uang dimana satu sisi nilainya berbeda dengan sisi lainnya.

Begitulah ibaratnya antara orangtua dan guru dalam mendidik anak..

Guru sekaligus orangtua dalam pendidikan anak Guru Sekaligus Orangtua dalam Pendidikan Anak
Ilustrasi orangtua bersama anak (pixabay.com)

Orangtua mendidik anak di rumah tangga. Pendidikan dalam keluarga tidak mempunyai kurikulum tersendiri sebagaimana halnya pendidikan di sekolah. Namun pendidikan dalam keluarga berlangsung secara alamiah melalui penyesuaian dan dogma keluarga.

Guru mendidik anak di forum sekolah mengacu pada kurikulum yang berlaku. Materi kurikulum tidak semata menyangkut perilaku dan tingkah laris yang dikembangkan melalui penyesuaian di sekolah.

Kurikulum pendidikan di forum sekolah juga menyangkut banyak sekali bahan dan disiplin ilmu pengetahuan.

#Guru sekaligus orangtua

Di sisi lain kita memandang, orangtua juga ada yang berprofesi sebagai guru. Sebaliknya guru pada umumnya yakni orangtua dari anak-anaknya di rumah. Orangtua sekaligus guru, dan guru sekaligus sebagai orangtua, menyandang kiprah ganda dalam pendidikan anak.
Di rumah, guru mendidik anak-anaknya sendiri sedangkan di sekolah seorang guru mendidik anak orang lain. Secara teori, guru sekaligus sebagai orangtua akan sukses dalam pendidikan anak.

Teori semacam itu tidak selalu sesuai dengan kenyataannya. Ada guru yang terbilang sukses dalam mendidik anak (murid) di sekolah. Namun tidak sedikit yang mengalami problem dalam mendidik anaknya sendiri di rumah.

Ada pula yang sukses mendidik anak di rumah namun mendidik anak orang lain di sekolah mengalami kesulitan. Sukses dalam mendidik anak di rumah dan di sekolah? Tentu saja banyak yang demikian.
Guru sekaligus orangtua dari anak-anaknya sendiri, sejatinya mempunyai peluang lebih besar untuk sukses dalam pendidikan anak. Allahuallam bissowaab!

Sabtu, 01 Desember 2018

Konsep Pendidikan Anak Di Masa Milennial Berdasarkan Jamuar Dt Putiah

Konsep pendidikan di abad milennial berdasarkan jamuar dt putiah – Salah seorang tokoh masyarakat Nagari Taluak Kecamatan Lintau Buo, Kab. Tanah Datar yang juga pensiunan PNS, Jamuar Dt. Putiah menyampaikan bahwa pendidikan anak seyogyanya memang telah dimulai semenjak dini di  lingkungan keluarga.

Konsep pendidikan di abad milennial berdasarkan jamuar dt putiah Konsep Pendidikan Anak di Era Milennial Menurut Jamuar Dt Putiah
Jamuar Dt.Putiah dikala bincang santai dengan admin di warung Ampera Siang Malam Tigo Jangko (matrapendidikan.com)

Demikian disampaikan oleh pemuka masyarakat kelahiran 26 Mei 1959 tersebut kepada admin matrapendidikan.com dalam suatu kesempatan bincang-bincang santai sehabis menyantap Ketupat Gulai Cancang di Warung Ampera “Siang Malam” Nagari Tigo Jangko, Sabtu (01/12).

“Kedua orangtua memegang peranan penting dalam membentuk abjad pada anak melalui konsep pendidikan yang diterapkan oleh masing-masing keluarga.” kata ayah dari 3 orang anak yang sudah menuntaskan pendidikannya.

Menurut J. Dt. Putiah, orangtua tidak hanya membebankan kiprah pendidikan anak kepada forum sekolah. Selain itu orangtua juga perlu menawarkan kepercayaan penuh kepada anak mau kemana anak melanjutkan pendidikan maupun dalam mencari pekerjaan.

“Orangtua perlu ikhlas, jangan mendua hati ketika anak meninggalkan keluarga untuk melanjutkan pendidikan maupun mencari pekerjaan. Keikhlasan disertai doa orangtua akan meringankan langkah langkah anak dalam berjuan menjalani kehidupan sang anak,” tutur Dt. Putiah mencontohkan pola yang dilakukan dikala anak melanjutkan ke SMAN 1 Padang Panjang beberapa tahun yang silam.

Ketika mengantar anak menduduki sekolah gres dia membekali anak dengan tafsir al qur'an dan perlengkapan shalat. Lebih jauh pemuka masyarakat yang pensiunan PNS tersebut memotivasi orangtua kini dalam usaha melanjutkan pendidikan anak-anaknya.

“Kalau anak sedang bersekolah, riski dan jalan untuk membiayai pendidikan anak, insyaallah akan selalu terbuka. Ada-ada saja jalan mendatangkan uang untuk membiayai pendidikan anak,” katanya mengakhiri percakapan dengan admin matrapendidikan.com.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak semestinya dimulai di lingkungan keluarga. Anak perlu dibekali dengan pendidikan keimanan dan ketaqwaan, shalat, membaca dan menerapkan isi al qur’an.

Keikhlasan dalam meneruskan kelangsungan pendidikan anak sangat penting meskipun dalam kesulitan ekonomi alasannya yakni pada hakikatnya jalan dan riski untuk menyekolahkan anak akan selalu terbuka.

Selasa, 13 Februari 2018

Shalat Sebagai Landasan Pendidikan Huruf Di Lingkungan Keluarga

Shalat sebagai landasan pendidikan abjad di lingkungan keluarga – Shalat yaitu tiang agama dan barangsiapa yang mendirikan shalat berarti telah menengakkan agama dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. .Shalat juga sebagai upaya untuk mencegah perbuatan yang tidak terpuji dan menjadi motivasi bagi anak untuk berbuat baik guna mencapai masa depan yang lebih baik.

Shalat sebagai landasan pendidikan abjad di lingkungan keluarga Shalat Sebagai Landasan Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga
Ilustrasi sholat (viva.co.id)

Hal tersebut disampaikan oleh Arnis, S.Pd, pemerhati dan praktisi pendidikan di forum madratsah di Kecamatan Lintau Buo.

“Jika orangtua merasa kewalahan dan kesulitan dalam membina karakter anak di rumah tangga maka yang perlu dievaluasi sebagai orangtua yaitu duduk perkara shalat si anak. Shalat menjadi landasan paling ideal dalam training abjad pada anak,” ungkap ibu dari 5 orang anak ini kepada admin matrapendidikan.com beberapa waktu lalu.

Lebih jauh sarjana Pendidikan Fisika jebolan UNP ini mengkritisi bahwa penilaian terhadap shalat anak hanya berjalan efektif jikalau kedua orangtua juga mendrikan shalat. “Bagaimana mungkin orangtua yang tidak shalat bakal dapat menanyakan anaknya sudah shalat apa belum?”

Ibu dari 5 anak masing-masing Restu Abdul Hafizh (Mahasiswa Teknik Perminyakan, UIR), Nadya Mayestika (Mahasiswi Fisika, Unand ), Amri Mahmud Rizaldi (Mahasiswa Teknik Elektro, Unand), Widya Iswara Putri (Siswi SMAN 3 Batusangkar) dan Muhammad Fadhlan Hakim (siswa SDN 12 Lintau Buo) ini tidak menafikan bahwa semua orangtua islam niscaya telah memahami dan mendidik anaknya shalat semenjak dini.

“Yang membedakan antara orangtua yang satu dengan yang lainnya yaitu pola dan cara mendidik anak di lingkungan keluarga. Pendidikan abjad di rumah tangga tidak dapat diterapkan dengan dokrin dan nasehat belaka. Pendidikan abjad ditanamkan dengan pola dan keteladanan kedua orangtua dan orang remaja lainnya di rumah tangga itu,” kata salah seorang pendidik di salah satu madratsah ini mengakhiri pembicaraan dengan admin blog matra pendidikan.

Minggu, 01 Juli 2018

Kalau Orangtua Juga 'Nyusahin' Anak, Bagaimana?

Kalau orangtua juga 'nyusahin' anak, bagaimana? – Cukup menggelitik, membaca komentar salah seorang sobat blogger matrapendidikan.com. Murtisari Ulfah, sobat kami itu memperlihatkan komentar pada artikel blog ini yang berjudul, Anak Bisa Menjadi Musuh Orangtua? Kenapa menggelitik? Ikuti pembahasan ini selanjutnya!

 membaca komentar salah seorang sobat blogger matrapendidikan Kalau Orangtua Juga 'Nyusahin' Anak, Bagaimana?

Murtisari ternyata cukup kritis dan analitik dalam memahami judul dan isi (?) sebuah artikel. Seperti apa komentar seorang Murtisari? Berikut salinan dan uraian komentarnya!

“Kalau yang  nyusahin anak justru orangtuanya sendiri gimana? Menuntut anak ini-itu tapi effort ke anaknya nggak ada.”

Murtisari telah membuat suatu pertentangan subjek antara orangtua dan anak. Mungkin saja ada benarnya dimana sering terjadi di sekitar lingkungan dimana orangtua tampaknya menyusahkan anaknya sendiri. Tidak hanya anak yang menyusahkan orangtuanya.

Pada hakikatnya, setiap orangtua niscaya berkeinginan biar anaknya menjadi orang sukses dalam hidupnya. Jika anaknya masih di dingklik sekolah atau perguruan tinggi tinggi, orangtua ingin anaknya berprestasi dalam belajar.

Kesuksesan anak dalam arti sempit akan mendatangkan kebanggan bagi orangtua. Bukan sebaliknya, menyusahkan orangtua bahkan membuat buruk nama orangtua sendiri.
Keinginan tersebut perlu disertai dengan upaya dan tindakan positif dari orangtua. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, upaya dan tindakan untuk mewujudkan impian itu sudah dimulai semenjak dini. Sebab basis pendidikan anak ialah lingkungan keluarga.
Jika orangtua melaksanakan hal tersebut di lingkungan keluarga justru tidak ada anak yang akan menyusahkan orangtua.

Tak sanggup dinafikan. Seringkali terjadi dimana anak merasa disusahkan oleh orangtuanya sendiri. Orangtua berkeinginan dan menuntut ini dan itu kepada anaknya namun effort ke anaknya tidak ada. Bukan tidak ada sama sekali melainkan tidak sebanding dengan impian dan tuntutan orangtua.

Disinilah letak persoalannya. Sebagai orangtua perlu mengupayakan suatu tindakan untuk mendukung anak dalam pendidikan di rumah tangga. Keinginan dan tuntutan terhadap anak perlu disikapi dengan tindakan nyata.

Salah satu tindakan dimaksud ialah memperlihatkan pertolongan proses berguru anak dengan memperlihatkan perhatian pada proses berguru anak di rumah. Jika anak memperlihatkan hasil yang diinginkan dan sesuai tuntutan orangtua maka orangtua perlu memperlihatkan reward (penghargaan) . Sebaliknya orangtua juga perlu memperlihatkan punishment (hukuman) kalau anak mengabaikan pertolongan yang telah diberikan.

Di sisi lain, anak perlu menyadari bahwa setiap orangtua niscaya berkeinginan biar anaknya sukses dalam belajar. Jika anak menganggap orangtuanya tidak memperlihatkan effort terhadap dirinya maka anak semestinya memahami kondisi orangtuanya. Jangan hanya minta dipahami namun sesekali perlu juga memahami keadaan orangtua.

Anak perlu kreatif dan berdikari dalam mengatasi masalah tuntutan orangtua bau tanah yang berlebihan tersebut. Misalnya, membuat susukan komunikasi yang gres dan cantik kepada orangtua sehingga orangtua juga memahami kesulitan anaknya.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik antara orangtua dan anak akan membuat situasi dimana orangtua dan anak sanggup saling memahami. Tuntutan ini dan itu dari orangtua bukanlah menyusahkan anak.Sebaliknya anak juga sanggup membuka diri untuk memahami impian dan tuntutan dari orangtau.

Senin, 19 November 2018

Hikmah Peringatan Maulud Nabi Muhammad Saw

Hikmah peringatan maulud nabi muhammad saw – Maulud Nabi merupakan salah satu insiden bersejarah bagi umat islam di seluruh dunia. Maulid (milad) berarti hari lahir, dalam hal ini ialah hari lahir  Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi jatuh setiap 12 Rabilul Awal dalam penanggalan hijriyah.

Hikmah peringatan maulud nabi muhammad saw Hikmah Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi peringatan maulud nabi Muhammad SAW (tribunnews.com)

Dalam kalender Indonesia, insiden Maulud Nabi dijadikan sebagai hari libur nasional dan pada tahun 2019 ini jatuh pada tanggal 20 November. Dalam memperingati Maulud Nabi, banyak sekali acara yang dilakukan oleh umat islam di Indonesia.

Seperti di banyak sekali kawasan di Sumatera Barat, Maulud Nabi disambut dengan tradisi Malamang. Kemudian mengadakan pengajian, ceramah, wirid di surau atau masjid.

Yang lebih penting ialah bagaimana umat muslim mengambil pesan yang tersirat dari Peringatan Maulud nabi Muhammad SAW. Hikmah yang utama ialah bagaimana umat muslim sanggup menjalankan sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu umat muslim sanggup meneladani kepribadian lantaran didalam kepribadian Nabi Muhammad SAW terdapat suri tauladan yang baik. Allah SWT telah berfirman;

‘Sesungguhnya dalam kepribadian Muhammad SAW terdapat suri tauladan yang baik”. (QS: Al Ahzab, 21).

Dalam konteks pendidikan, pendidikan yang berlangsung di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga hendaknya didasarkan atas keteladanan dari orangtua dan guru.

Pendidikan anak yang tidak dilandasi konsep keteladaanan, menyerupai akidah dan pemaksaan. Itu akan sulit diterima oleh anak di sekolah maupun di lingkungan keluarga.

Pendidikan anak semestinya diubahsuaikan dengan tingkat dan taraf berpikir mereka. Oleh alasannya ialah itu kurikulum pendidikan mestilah diubahsuaikan dengan perkembangan akseptor didik, aksara dan faktor lingkungan alam dan sosial dimana anak berada.

Pendidikan aksara mestilah berorientasi pada penyesuaian dan suri tauladan. Hal itu harus dimulai dari lingkungan keluarga. Penanaman nilai aksara yang memadai dari lingkungan keluarga pasti akan menciptakan kiprah forum pendidikan tidak menjadi lebih berat.

Sesungguhnya forum pendidikan itu bertugas untuk berbagi nilai-nilai aksara yang sudah ditanamkan semenjak dini di lingkungan keluarga.

Memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW berarti membawa kita untuk menyadari kembali betapa dalam hidup dan kehidupan, kita perlu meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW biar selamat di dunia bahkan hingga akhirat.

Selasa, 13 November 2018

Peran Orangtua/Wali Murid Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah

Peran orangtua/wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah – Penyelenggaraan pendidikan di forum sekolah melibatkan unsur satuan pendidikan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Ketiga unsur penyelenggara pendidikan tersebut perlu bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.

wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah Peran Orangtua/Wali Murid Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah
Pelibatan orangtua/wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan (doc.matrapendidikan.com)

Semula orangtua/ wali murid lebih terkonsentrasi untuk mendukung pendidikan anak di lingkungan keluarga. Menumbuhkan nilai karakter, memotivasi belajar, mendorong budaya literasi dan memfasilitasi kebutuhan berguru anak.

Namun pada hasilnya pemerintah lebih memperluas pelibatan orangtua/wali murid dalam penyelenggaraan pendidikan di forum sekolah. Landasan yuridis yang mendukung pelibatan ini yaitu Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017 wacana Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.

Pemerintah melalui permendikbud beralasan bahwa pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah didasarkan atas kiprah strategis keluarga untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 wacana Sistem Pendidikan Nasional.

Apa saja bentuk pelibatan orangtua/wali murid  terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah? Seperti tercantum dalam pasal 6, Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017, ada beberapa butir bentuk keterlibatan orangtua/wali murid dalam penyelenggaraan pendidikan;

1.Membentuk paguyuban atau komite kelas

Setiap kelas di bawah koordinasi wali kelas/guru kelas membentuk paguyuban atau komite kelas. Komite kelas ini mempunyai struktur tertentu untuk membenahi sarana dan kemudahan ruang kelas guna meningkatkan kelancaran pembelajaran di ruang kelas tersebut.

Paguyuban kelas yang beranggotakan orangtua/wali murid sebuah kelas akan membaca dan membuatkan potensi fisik kelas dan siswa dalam rangka meningkatkan proses berguru dan mengajar di kelas bersangkutan.

2.Menjadi narasumber dalam kegiatan sekolah

Kegiatan yang diselenggarakan di sekolah sanggup mengundang orangtua/wali murid menjadi narasumber. Misalnya dalam kegiatan Peringatan Hari Pesar Islam (PHBI), penyuluhan pendidikan karakter, ancaman barang/materi terlarang, tindak kekerasan dan lainnya.

3.Ikut dalam kegiatan pentas kelas di tamat tahun pelajaran

Setiap tamat tahun pelajaran di sekolah diadakan kegiatan siswa menyerupai pentas seni (Pensi), Perpisahan dengan guru/siswa kelas terakhir, Muhasabah, dll. Orangtua/wali murid perlu berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan tersebut.

4.Menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di sekolah

Orangtua berperan penting dalam mencegah tindakan kekerasan dan sikap menyimpang lainnya di sekolah. Pelibatan ini bertujuan untuk mencegah sikap menyimpang dan atau tindak kekerasan di sekolah.

5.Mendukung Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah

Orangtua murid melibatkan diri dalam kegiatan penguatan pendidikan abjad anak di sekolah. Hal ini sanggup dilakukan melalui partisipasi orangtua murid dalam kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler dan pengembangan diri di sekolah.

Peran dan pelibatan orangtua/wali murid dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tentulah ada batasannya dan perlu komunikasi yang baik dan harmonis, antara pihak sekolah, guru/wali kelas serta komite sekoalh.

Sebab, orangtua/wali murid juga mempunyai kiprah penting di luar sekolah atau di rumahtangga. Tugas-tugas penting tersebut tersebar dalam aneka macam profesi yang dijalankan orangtua/wali murid sehari-hari. Ada yang bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, petani, pedagang dan lain sebagainya.

Pihak sekolah perlu berkonsultasi dan mempertimbangkan kondisi orangtua/wali murid dalam menyusun dan menyelenggarakan kegiatan di sekolah. Kenapa begitu? Boleh jadi pelibatan orangtua/wali murid yang terlalu banyak akan mengganggu kegiatan harian orangtua/wali murid.

Minggu, 20 Mei 2018

Asyiknya Menjadi Ayah Di Zaman Now

Asyiknya menjadi ayah di zaman now – Zaman Now, sebuah istilah yang menjadi terkenal melalui media internet semenjak beberapa tahun terakhir. Zaman now ternyata tidak semata bermakna, masa kini. Istilah yang berangkat dari kids zaman now ini sanggup bermakna, sesuatu di luar kelaziman.

 sebuah istilah yang menjadi terkenal melalui media internet semenjak beberapa tahun terakhir Asyiknya Menjadi Ayah di Zaman Now
Ilustrasi ayah dan anak zaman now (pexels.com)

Guru zaman now, orangtua zaman now, pun ayah zaman now. Ini menawarkan suatu perilaku dan tindakan yang adakala tidak biasa atau tidak lazim. Dan, ayah zaman now dalam konteks pembahasan ini menyangkut tugas ayah dan ibu dalam rumah tangga.

Peran ayah dan ibu di zaman now  tidak selalu berkonotasi sama dengan dunia terbalik. Peran ayah bertukar dengan tugas ibu di rumah tangga. Akan tetapi tugas ayah dan ibu di zaman now dalam bentuk kolaborasi dalam mengurus keluarga.

Segera turun tangan

Dalam situasi dan kondisi tertentu, ayah sanggup berperan aktif dalam mengurus rumah tangga. Ayah tetap menjadi pemimpin di rumah tangga dan sebagai pemimpin sanggup eksklusif turun tangan, menggantikan tugas ibu mengurus rumah tangga. Mengurus dapur, sumur hingga mengurus anak sekalipun.

Beberapa waktu lalu, ibunya belum dewasa mengalami sakit beberapa hari lamanya. Otomatis aku eksklusif menggantikan perannya, mulai dari urusan dapur hingga sumur. Memasak, mencuci piring dan mencuci pakaian. Yang tidak sanggup aku gantikan eksklusif ialah mengajar. Ibunya belum dewasa ialah seorang guru PNS di madrasah.

Urusan memasak itu sederhana namun dalam kesempatan itu aku hendak menamkan pendidikan huruf kepada anak. Dalam pikiran saya, penanaman pendidikan huruf di lingkungan keluarga di zaman now, tidak akan efektif lagi melalui perintah atau doktrin-doktrin. Justru teladan positif dari orangtua sangat dibutuhkan biar meresap ke dalam hati seorang anak.
Dalam urusan memasak, aku menanamkan budaya kerja yang ekonomis. Sebaliknya mengurangi budaya instant yang telah merambah ke lingkungan keluarga. Contohnya, menyiapkan kebutuhan air minum keluarga. Biasanya kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air minum pada galon isi ulang terdekat.

Kenapa tidak mencoba memasak air minum saja, sementara di sekitar rumah terdapat materi bakar kayu api yang cukup? Memasak air dengan kompor gas justru akan boros?  Oleh alasannya ialah itu aku memanfaatkan dapur kotor di samping rumah. Saya memasak air minum dengan memakai materi bakar kayu api.

Urusan mencuci pakaian, memang harus memakai mesin cuci. Justru mencuci secara manual akan menguras tenaga dan perlu waktu banyak. Nah, dalam menjemur pakaian perlu menerapkan prinsip fisika. Kenapa? Pakaian tidak pudar warnanya atau tidak cepat lapuk.

Menjemur pakaian menerapkan prinsip fisika penguapan pada zat cair. Zat cair akan cepat menguap jikalau dianginkan. Artinya, kain cucian akan cepat kering jikalau dijemur di kawasan yang cukup menerima angin.

Dijemur di bawah terik matahari juga lebih cepat kering? Iya memang. Tapi cara ini akan menciptakan pakaian cepat lapuk dan pudar warnanya. Kalau pun terpaksa lantaran kawasan menjemur kain tidak teduh, maka pakaian yang akan dijemur harus dibalik. Bagian yang menerima sinar matahari eksklusif ialah bab dalam pakaian.

Piring kotor jangan dibiarkan menumpuk di dapur. Ini sangat gampang mengatakannya kepada anak.  Oleh alasannya ialah itu aku menerapkan selalu mencuci setiap piring atau alat dapur yang kotor.

Mengurus anak

Sejak belum dewasa masih kecil-kecil, aku berusaha ikut mengurus anak lebih banyak supaya anak lebih akrab dengan saya. Sebagai ayah, aku besar hati mengajak belum dewasa keliling kampung, memakai sepeda motor. dikala sore hari..

Kalau ada panggilan rapat dari pihak sekolah anak, aku selalu mengajukan diri untuk menghadirinya kapan pun. Sampai kini pun aku selalu mengantar atau menjemput anak ke kawasan kostnya di kota.

Apakah aku tidak punya kerjaan lain? Punya. Saya ialah seorang guru PNS (sekarang ASN). Sebagai seorang guru, aku lebih menentukan menjadi guru biasa dan non-sertifikasi. Dengan begitu, aku mengajar di sekolah hanya beberapa jam saja.

Sebaliknya, aku lebih banyak waktu untuk mengurus kepentingan anak sendiri. Di samping itu aku punya waktu banyak untuk menyalurkan hobi menulis dan aktivitas blogging.

Sekarang, belum dewasa aku sudah besar. Satu orang sudah memperoleh gelar sarjana, dua orang masih menduduki kursi perkuliahan, satu orang menduduki kursi Sekolah Menengan Atas dan si bungsu masuk Sekolah Menengah Pertama tahun ini.  
Ternyata sangat mengasyikkan menjadi seorang ayah di zaman now. Banyak yang sanggup diperbuat oleh seorang ayah untuk mendidik dan membesarkan belum dewasa di zaman now. Menerapkan pendidikan huruf dan ilmu pengetahuan simpel di tengah kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Allahuallam bissowaab!

Senin, 31 Desember 2018

Saatnya Membudayakan Kebun Keluarga

Saatnya membudayakan kebun keluarga -  Anda niscaya mengenal atau paling tidak mendengar istilah Toga dan Taga. Dua istilah ini terkenal di kalangan organisasi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa atau kelurahan. Toga abreviasi dari Tanaman Obat Keluarga sedangkan Taga akronimTanaman Keluarga.

Anda niscaya mengenal atau paling tidak mendengar istilah Toga dan Taga Saatnya Membudayakan Kebun Keluarga
Inilah salah satu hasil kebun keluarga yang tak sanggup dianggap sepele (matrapendidikan.com)

Tanaman keluarga biasanya diterapkan dalam bentuk kebun keluarga.  Kebun keluarga pada prinsipnya ialah bagaimana memanfaatkan lahan kosong di sekitar pekarangan rumah sehingga menjadi lahan produktif dan bernilai guna.

Apalagi dalam kondisi ekonomi keluarga yang semakin berat menyerupai ketika ini. Dengan budaya kebun keluarga dibutuhkan kebutuhan harian, terutama materi dapur sanggup terpenuhi tanpa mengeluarkan uang.

Dari segi pendidikan, kebun keluarga merupakan salah satu upaya penanaman abjad pada anak di lingkungan keluarga. Selain itu, kebun keluarga menjadi laboratorium bagi anak untuk praktik materi pelajaran di sekolah. Misalnya mata pelajaran IPA dan Keterampilan Pertanian.

Anda niscaya mengenal atau paling tidak mendengar istilah Toga dan Taga Saatnya Membudayakan Kebun Keluarga
Cabai besar di kebun keluarga (matrapendidikan.com)

Pemanfatan lahan di sekitar rumah

Kebun keluarga merupakan konsep hidup keluarga yang memanfaatkan lahan pekarangan sebagai kebun milik keluarga. Kebun ini terdapat di sekitar rumah yang ditanam dengan banyak sekali materi dan bumbu dapur, buah serta sayur mayur.

Bahan bumbu dapur di kebun keluarga sanggup ditanami dengan cabai keriting, cabai rawit, cabai besar, ruku-ruku, kunyit, jahe, dan lain sebagainya. Sedangkan buah yang sanggup ditanam antara lain tomat dan buah naga. Sedangkan sayuran yang terkenal ialah bayam dan singkong.

Konsep kebun keluarga sanggup dipadukan dengan konsep Toga. Di samping tanaman bahan/bumbu dapur, buah dan sayur juga sanggup diselipkan tanaman herbal. Tanaman herbal ini berfungsi untuk mencegah dan mengobati penyakit ringan anggota keluarga.

Anda niscaya mengenal atau paling tidak mendengar istilah Toga dan Taga Saatnya Membudayakan Kebun Keluarga
Cabai keriting yang masih muda (matrapendidikan.com)

Contoh tanaman herbal ditanam di kebun keluarga ialah daun kumis kucing, daun betadin dan masih banyak yang lainnya.

Nah, kini coba anda gunakan hitungan matematika terhadap hasil kebun keluarga. Anda butuh cabai keriting untuk memasak dan dikebun keluarga sudah tersedia sehingga tinggal dipetik. Kalau anda beli, untuk sekali atau dua kali memasak, berapa harga dan uang yang harus dikeluarkan?

Anda niscaya mengenal atau paling tidak mendengar istilah Toga dan Taga Saatnya Membudayakan Kebun Keluarga
Tomat sebagai buah sekaligus bumbu masak (matrapendidikan.com)

Begitu pula untuk hitungan buah dan sayur untuk mengimbangi buah dan sayur yang biasa anda beli di pasar. Selanjutnya, tanaman daun betadin untuk obat luka dan kumis kucing untuk obat batuk, masuk angin dan lain sebagainya..

Barangkali, sudah saatnya untuk membudayakan kebun keluarga dalam rangka pemanfaatan pekarangan atau lahan kosong di sekitar rumah. Mulai dari diri sendiri, dari lingkungan keluarga, dari hal terkecil dan dari sekarang. Semoga dengan membaca artikel ini anda termotivasi untuk berkreasi di kebun keluarga.  

Minggu, 18 Februari 2018

Berlaku Jujur Pada Orangtua

Berlaku jujur pada orangtua – Sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak berlaku jujur kepada orangtua. Kejujuran seorang anak yang notabene masih dalam tanggungan orangtua. Niscaya akan menciptakan orangtua menjadi damai menjalani kegiatan kehidupan, terutama mencari nafkah hidup sehari-hari.

 Sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak berlaku jujur kepada orangtua Berlaku Jujur pada Orangtua
Ilustrasi jujur dan menjaga amanah orangtua (pixabay.com)

Sebagai seorang anak, siswa harus jujur pada orangtua. Jujur bagi siswa terhadap orangtua tidak semata dalam hal materi. Lebih dari itu ialah duduk kasus sikap dan sikap menjaga amanah selama siswa berada di luar lingkungan rumah.

Selain di lingkungan rumah, siswa bergaul di lingkungan sekolah dan lingkungan sosial masyarakat dimana siswa berada. Idealnya, seorang siswa lebih banyak waktunya berada di lingkungan keluarga dibanding lingkungan lainnya. Namun sistim pendidikan remaja ini menuntut siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah.

Hampir sepuluh jam siswa berada di lingkungan sekolah. Selanjutnya berada di lingkungan masyarakat berkaitan dengan tugas-tugas berguru yang diberikan oleh guru. Selebihnya siswa berada di rumah. Kalau pun siswa di rumah, itu pun sudah termasuk waktu istirahat atau tidur.

Semakin sedikit waktu bersama orangtua di rumah.  Hanya berapa jam siswa berjumpa dengan orangtua di rumah. Di sinilah pentingnya kejujuran seorang anak pada orangtua. Jujur pada orangtua berarti menunjukkan kepercayaan orangtua terhadap anak.

Orangtua percaya kalau anaknya bisa menjaga amanah. Dapat memelihara diri dengan baik selama berada di luar lingkungan rumah. Apa yang dikatakan dan diperbuat anak sudah dipercayai sepenuhnya oleh orangtua.  

Bagaimana jikalau anak tidak jujur pada orangtua? Tidak memelihara amah orangtua? Anak sering menyembunyikan sesuatu dan berbuat yang merugikan diri, bahkan merugikan orangtua? Tentu saja orangtua akan kecewa dan tidak percaya lagi pada anak.

Ketidakjujuran seorang siswa pada orangtua ialah bentuk penghianatan seorang anak pada orangtua. Anak dipercaya sanggup berguru dengan ulet di sekolah ternyata anak malas belajar, sering bolos, berhura-hura kesana-kemari, menghamburkan uang jajan kontribusi orangtua.

Sikap tidak jujur dan menyia-nyiakan amanah akan menyulitkan seorang siswa untuk berguru dengan baik. Bagaimana mungkin siswa berguru dengan baik, fokus berguru dan menyerap pelajaran jikalau di dalam kepala siswa hanya membohongi orangtua tua?

Inilah yang perlu diresapi oleh siswa sebagai seorang anak bagi orangtuanya di rumah. Jika ingin berguru dengan baik dan berhasil mendapatkan pelajaran di sekolah. Siswa haruslah jujur dan memegang teguh amanah dari orangtua. Semoga.

Kamis, 09 Agustus 2018

Sosialisasi Dan Bimtek Pendidikan Keluarga Di Smpn 2 Lintau Buo

Sosisalisasi dan bimtek pendidikan keluarga di smpn 2 lintau buo -  SMPN 2 Lintau Buo ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar menjadi tuan rumah Pelaksana Sosialisadi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendidikan Keluarga di Kecamatan Lintau Buo. Kegiatan sosialisasi dan Bimtek tersebut berlangsung sehari, Kamis (9/8).

Sosisalisasi dan bimtek pendidikan keluarga di smpn  Sosialisasi dan Bimtek Pendidikan Keluarga di SMPN 2 Lintau Buo
Pejabat dari Dinas Dibud Tanah Datar Buka sosialisasi dan bimtek pendidikan keluarga (jab SA/matrapendidikan.com)

Kegitan yang dibuka oleh pejabat dan nara sumber dari Dinas Dikbud Tanah Datar ini dihadiri oleh kepala sekolah mulai dari PAUD, TK, SD dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Lintau Buo.

Sebagai tuan rumah, aktivitas sosialisasi dan Bimtek juga dihadiri orangtua/wali murid kelas VII beserta wali kelasnya serta pengurus Komite SMPN 2 Lintau Buo.

Kegiatan Sosialisasi dan Bimtek Pendidikan Keluarga merupakan Program Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Dirjen Paud dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar.

Dari banyak sekali pembicara pada kesempatan itu sanggup ditarik benang merah bahwa Program Sosialisasi dan Bimtek Pendidikan Keluarga bertujuan untuk mengingatkan kembali pihak sekolah, keluarga dan masyarakat dalam rangka penumbuhan huruf dan budaya berprestasi pada anak.

Sosisalisasi dan bimtek pendidikan keluarga di smpn  Sosialisasi dan Bimtek Pendidikan Keluarga di SMPN 2 Lintau Buo
Peserta Sosialisasi dan Bimtek sedang menyanyikan lagiu Indonesia Raya (Jab SA/matrapendidikan.com)

Dalam Sosialisasi dan Bimtek Pendidikan Keluarga memang difokuskan pada forum pendidikan sekolah. Dengan hadirnya para kepala sekolah, wali kelas dan orangtua/wali murid dibutuhkan sanggup ditularkan di forum sekolah masing-masing wacana pentingnya menjalin kawan dengan pihak keluarga dan masyarakat.

Keharmonisan antara pihak sekolah, pihak keluarga dan masyarakat berpeluang besar tumbuhnya huruf nyata dan budaya berprestasi bagi anak. Akan tetapi tumbuhnya huruf nyata perlu penyesuaian sikap dan sikap nyata baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

Senin, 11 Juni 2018

Evaluasi Acara Anak Anda Selama Bulan Ramadhan

Evaluasi acara anak anda selama bulan ramadhan – Di penghujung bulan Ramadhan, anda sebagai orangtua dari anak yang masih duduk di kursi sekolah. Perlu mengambil tindakan berupa rencana untuk mengevaluasi acara anak selama bulan rahmat Ramadhan.

Evaluasi acara anak anda selama bulan ramadhan Evaluasi Kegiatan Anak Anda Selama Bulan Ramadhan
Ilustrasi simbol prestasi acara bulan Ramadhan (doc.matrapendidikan.com)

Menurut irit kami, anda sebagai orangtua perlu mengambil tindakan penilaian lebih dulu dibandingkan guru di sekolah. Kenapa begitu? Apakah tidak mendahului kiprah guru di sekolah?

Jawaban paling logis ialah alasannya ialah anak lebih banyak berada di lingkungan keluarga selama bulan Ramadhan. Orangtua lebih berhak mengevaluasi acara anaknya ketimbang guru di sekolah.

Selain itu, acara anak di rumah selama bulan Ramadhan yang tertuang dalam buku jadwal ramadhan justru dievaluasi oleh guru di awal tahun pelajaran gres mendatang.
Apa yang harus dievaluasi oleh orangtua dirumah? Orangtua atau wali sanggup mengevaluasi acara anak melalui buku jadwal Ramadhan yang telah dibentuk oleh anak. Di buku jadwal tertera bab penutup, mengetahui orangtua/wali.

Selama ini, sering orangtua/wali hanya sekadar membubuhkan nama dan tanda tangan di buku jadwal Ramadhan anak. Tanpa memeriksanya terlebih dulu alasannya ialah alasan tertentu. Nah kali ini kami ingatkan untuk memeriksanya lebih dulu dengan baik sebelum membubuhkan tanda tangan.
Selain menilik buku agendabulan Ramadhan, prestasi apa yang sudah dicapai oleh anak selama bulan Ramadhan. Prestasi dimaksud berkaitan dengan acara amaliah Ramadhan anak.

Jika anak anda mengikuti acara MTQ bidang Tilawah, tahfizul qur’an, azan, kaligrafi, misalnya. Apakah meningkat perolehan prestasinya dibanding bulan Ramadhan tahun lalu? Kalau ternyata menurun, anda tak perlu memarahi anak.
Sebaliknya menunjukkan pencerahan amanat mengenai kelemahan dan kelebihan anak dalam bidang tilawah. Anda sebagai orangtua/wali telah bertindak sebagai konselor anak, atau di sekolah dikenal dengan guru Bimbingan Konseling (BK).

Jika ternyata pretasi anak tetap atau bahkan meningkat dari ramadhan sebelumnya, anda perlu menunjukkan reward (penghargaan). Minimal penghargaan ekspresi jikalau belum sanggup memberi penghargaan dalam bentuk bahan berupa uang atau benda.

Evaluasi acara anak selama bulan Ramadhan oleh orangtua merupakan tindakan faktual dalam membantu anak mencar ilmu di rumah. Dengan tindakan ini kiprah guru di sekolah menjadi tidak lebih berat dalam memajukan pendidikan anak di forum sekoalh.