jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: Hasil penelusuran untuk semua-guratan-takdir

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri semua-guratan-takdir. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri semua-guratan-takdir. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Juni 2018

Semua Sudah Menjadi Guratan Takdir

Bagaimana pun pandangan tetangga sekeliling, mas Yuda tetaplah suamiku. Pria yang telah menikahiku 30 tahun silam dan menunjukkan tiga orang anak kepadaku. Sebagai kepala keluarga, mas Yuda akhir-akhir ini sering mendapat gunjingan dari tetangga sekitarnya.

Bagaimana pun pandangan tetangga sekeliling Semua Sudah Menjadi Guratan Takdir

Perbedaan usia yang mencolok. Status pendidikan mas Yuda yang tidak tamat sekolah dasar. Tidak menciptakan saya surut untuk mendapatkan mas Yuda. Yang penting bagiku waktu itu kedua orangtuaku mendapatkan mas Yuda.  

Lagi pula mas Yuda sudah mapan dalam ekonomi. Mas Yuda berusaha sebagai pedagang rempah-rempah yang sukses. Aku pikir cocok dengan profesiku sebagai pegawai negeri dengan bekal ijazah SMP.

“Mas, saya menerimamu apa adanya meskipun usia kita jauh beda,” Begitu kataku usai menikah dengan mas Yuda.

“Apa kau tidak akan merasa aib alasannya yakni saya tidak tamat SD, Yati?” tanya mas Yuda ragu-ragu.

“Tidak mas. Yang penting bagiku, mas bisa menjalankan kiprah sebagai kepala keluarga.” Sahutku meyakinkan mas Yuda.

*****

Kini, sehabis tiga puluh tahun berlalu.  Aku tak pernah membayangkan bakal mengalami kenyataan hidup menyerupai kini ini. Mas Yuda nampak semakin tua. Sejak berhenti menjadi pedagang rempah-rempah, mas Yuda tidak mempunyai pekerjaan tetap. Apalagi kondisi badan mas Yuda semakin menurun. Tidak bisa lagi bekerja keras.

Mas Yuda bekerja apa saja untuk membantu kehidupan keluarga. Kadang-kadang menjadi buruh tani. Di dikala lain mas Yuda menyadap karet milik orang lain dan mendapatkan persenan.

Mas Yuda lebih banyak di rumah. Apalagi pekerjaan sebagaimana tinggal di pedesaan semakin sepi.

Kadang-kadang saya kasihan juga dengan mas Yuda. Ketika hendak berangkat kerja, mas Yuda akal-akalan sibuk mengerjakan sesuatu yang tidak perlu dikerjakan. Padahal, penghasilanku sebagai pegawai negeri kantoran tidak mencukupi.

*****

Aku tak menyalahkan gunjingan tetangga sekeliling. Hampir semua tetangga mempunyai anak berpendidikan tinggi, menjadi sarjana. Padahal tetangga di sekitar lingkunganku kebanyak hanya seorang petani karet.

Ketika berkumpul dengan ibu-ibu yang bekerja di dapur dalam persiapan perhelatan tetangga, saya sering merasa risih. Mereka sering bercerita ihwal sekolah dan pendidikan anak.  Tentang bawah umur mereka yang sukses dan  berumah tangga.

Sementara anakku sendiri? Aku hanya mengurut dada. Menarik nafas berat mengingat nasib anak-anaku. Dua orang anakku putus sekolah di sekolah kejuruan alasannya yakni tidak naik kelas. Seorang lagi memang telah menamatkan sekolah kejuruan namun kini merantau ke kota lain dan jarang pulang.

Aku tak menyesal jikalau anak-anakku putus sekolah. Anak-anakku memang malas berguru selama bersekolah. Padahal saya telah berusaha untuk membiayainya dengan baik supaya dia rajin belajar. Tetapi hal itu tak meresap ke dalam hati anak-anakku.

*****

Kini, saya juga menyadari jikalau pendidikan itu penting bagi anak. Dengan pendidikan yang memadai akan menciptakan anak menjalani hidupnya lebih kreatif dan layak. Memiliki semangat untuk mencari pekerjaan yang layak dan menjalani kehidupan yang lebih baik.  Dan itu sudah saya lihat sendiri bawah umur tetangga yang sudah sukses.
Simak juga : Orang Paling Kaya di Dunia
Namun demikian tak mungkin saya meratapi kenyataan hidup ini. Semua sudah guratan takdir dari yang maha Kuasa. Jika anak-anaku gagal dalam pendidikan. Mungkin cucu-cucuku akan bisa menebus kenyataan ini dengan meneruskan pendidikannya setinggi mungkin. (*Kiriman : Purwadi, Jambi)

Jumat, 27 April 2018

Terbelenggu Rindu Tak Bertepi

Wanita paruh baya itu kembali memandang ke arah jalan raya melalui jendela beling di beranda depan sebuah rumah adat. Entah berapa kali semenjak tadi ia lakukan hal itu. Mengamati dari jauh kendaraan yang kemudian lalang di jalan raya di sore yang teduh dan cerah.

Wanita paruh baya itu kembali memandang ke arah jalan raya melalui jendela beling di beranda Terbelenggu Rindu Tak Bertepi

Maria, perempuan yang tengah duduk sendirian di beranda rumah tak berpenghuni itu nampak dilanda galau. Itu terperinci terlihat dari gerak-geriknya dari tadi. Sebentar-sebentar menoleh ke arah jalan raya. Sebentar-sebentar membuka android-nya.

Ia berharap seseorang akan melintas di antara sekian banyak pengendara yang hilir pulang kampung di jalan raya. Ia tak berharap Afrizal, seseorang yang dicarinya itu mampir namun sekadar melihat pun sudah cukup berarti baginya.
Seketika pandangannya berubah nanar mana kala tidak ditemukan yang dicarinya. Harapannya sekadar untuk melihat lelaki itu melintas di jalan raya dengan motornya semakin pudar. Kepercayaan dirinya menjadi hilang dikala menyadari apa yang dilakukannya sebuah kekonyolan.
Sontak Maria bangkit tatkala seorang pengendara motor melintas pelan di jalan depan rumah susila itu. Pria itu menggunakan helm warna hitam dan jaket hitam dengan celana jeans biru kumal.
“Bukan dia…!” gumamnya kecewa. Lalu ia kembali duduk di bangku rotan panjang di beranda rumah susila berusia renta itu.
Maria menghela nafas. Berat sekali helaan nafasnya. Rasa rindu terhadap lelaki mantan pacarnya masa kemudian itu semakin terasa membelenggu diri.
“Semua memang sudah guratan tangan...” keluhnya membatin. Guratan takdir telah membuatnya tidak bersatu. Kisah anggun itu berakhir begitu saja, tak berujung pangkal. Dimulai begitu anggun namun berakhir tanpa kata dan bicara.
Maria telah berusaha mencari gosip ihwal keberadaan Afrizal. Bertanya kesana kemari bahkan tiba ke negri Afrizal Namun usahanya itu sia-sia. Beberapa tahun kemudian Maria mendengar kabar bila Afrizal telah menikah.
Setelah memastikan tak mungkin lagi bertemu dengan Afrizal, Maria tetapkan untuk menikah dengan seorang lelaki pilihan orangtuanya. Kini Maria sudah diakruniai tiga orang anak yang sudah berangkat remaja dan dewasa.
Suatu dikala Maria iseng membuka akun facebooknya. Tak sengaja ia menemukan satu saran pertemanan. Ia terkejut melihat foto profil laki-laki yang berjulukan Putra Perdana itu.  Rasanya orang di foto profil pernah dikenalnya meskipun namanya sudah diganti.
Berulangkali Maria meyakinkan dirinya bila foto profil itu milik Afrizal, lelaki yang pernah dikenalnya sangat erat pada masa lalu. 
Maria mencoba mengirim pesan facebook mesenger menanyakan apakah benar itu Afrizal.
“Maaf, apakah ini akun bapak Afrizal?” tulis maria dengan panggilan bapak di depan namanya.
Namun tak usang berselang pesan Maria dibalas.
“Benar, buk Maria.”
“Apakah bapak masih mengingat saya?
“Tentru saja. Mana mungkin saya lupa dengan ibuk,”
“Alhamdulillah, ternyata saya tidak salah..” tulis Maria dengan gembira.
Sejak itu kurun gres kontak media umum facebook dimulai. Berawal dari chating perdana itu, Maria dapat bertemu muka. Pertemuan yang sangat mendebarkan bagi Maria.
Sejak pertemuan pertama itu Maria sering dibelenggu rasa kangen. Akan tetapi untuk bertemu terlalu sering tidak memungkinkan lagi. Maria menyadari dirinya dan Afrizal hanyalah potongan dongeng sendu masa kemudian yang membekas kembali dalam dunia nyata.
“Mama..!”
Panggilan itu telah membuyarkan lamunan Maria. Seorang gadis berangkat remaja menaiki tangga rumah susila
“Ngapain mama duduk sendirian terdiam disitu?” tanya gadisnya itu menciptakan Maria tersipu malu.
Simak juga cerpen ini : Reuni Cinta Masa Lalu
“Ah, mama nggak ngapa-ngapain, koq” sahut Maria berbohong.  
“Oh…” (Sekian).

Rabu, 04 Juli 2018

Guru Merdeka Itu Selalu Online

Pak Deka menghela nafas seraya meluruskan tubuhnya pada sandaran kursi. Matanya terasa lelah dan perih. Tak terasa telah dua jam lebih guru paruh baya itu mempelototi layar laptop. Berselancar di dunia maya menikmati sajian banyak sekali gosip terkini berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang guru di sekolah menengah pertama.

 seraya meluruskan tubuhnya pada sandaran dingklik Guru Merdeka Itu Selalu Online

Segera guru Merdeka memutus koneksi internet. Kemudian mencabut perangkat modem dari port USB laptop. Tujuannya supaya pemakaian paket data tidak terus berjalan saat rehat.

Laptop dan modem usb, dua perangkat yang selalu dipakai oleh pak Deka untuk online di dunia maya. Laptop yang tidak sanggup dikatakan gres alasannya keluaran tahun 2008 dengan operating system (OS) Windows XP.

Untuk sanggup mengakses internet dan berselancar di dunia maya, pak Deka harus mengeluarkan sekian rupiah dana untuk membeli paket data. Konon memakai modem memboroskan biaya.ketimbang jaringan wifi.

Namun bagi pak Deka bukan duduk kasus ekonomis atau tidaknya koneksi internet. Bagi pak Deka yang terpenting yakni sanggup membuka susukan internet dimana dan kapan saja. Hal itu sanggup terpenuhi dengan memakai modem sebagai sarana koneksi internet.
*****
Setiap membuka laptop, pak Deka selalu terhubung dengan akun blogger, facebook dan twitter. Merdeka Saputra, begitu nama lengkap guru paruh baya itu, selalu log in dalam ketiga akun tersebut.
Dengan begitu pak Deka simpel membuka ketiga akun tersebut. Usai memposting artikel di blog pribadinya, guru yang lahir bertepatan dengan peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI itu, membagikan postingan via media umum facebook dan twitter.

Jenuh dengan aktivitas blogging dan bermedia sosial ria,  pak Merdeka Saputra segera browsing melalui akomodasi mesin pencari google. Mencari-cari gosip ihwal peraturan terbaru yang berkaitan dengan guru. Mendownload perangkat pembelajaran sesuai kurikulum pendidikan yang berlaku.

Begitu banyak gosip bersiliweran di dunia maya ihwal dunia pendidikan. Hampir setiap detik terjadi pembaharuan gosip yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
*****
Tiba-tiba Pak Deka tersenyum kecil mana kala membuka peraturan ihwal pendidikan.

“Oh, berubah lagi peraturan dalam sistem penilaian…” desis pak Deka pelan.

Tak mau ambil pusing dengan perubahan itu, pak Deka segera menutup akomodasi pencarian dan kembali membuka akun facebook. Ada notifikasi pesan masuk pada bab tab atas laman facebook. Segera pak Deka mengarahkan kursor mouse dan membukannya.

“Belum bobok ya, Pak? Bapak koq online terus? Nggak capek ya?” Begitu isi pesan pada messenger facebook dari salah seorang pengguna facebook yang masih online dinihari itu.

Pak Deka tersentak. Tidak berniat untuk membalasnya, pak Deka pribadi keluar dari akun facebooknya. Kemudian menutup seluruh laman dan memadamkan laptop.

Pak Deka gres menyadari, meskipun tak membuka laman facebook, pengguna lain yang menjadi teman niscaya mengetahui pak Deka online terus di facebook.

Ini menjadi pelajaran bagi pak Deka supaya usai membuka facebook segera log out supaya tidak diketahui online terus  oleh pengguna lain.
Pak Deka tersenyum kecil. Menatap jam digital di sudut tab bawah laptopnya. Ternyata sudah hampir subuh.