jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: Hasil penelusuran untuk perjalanan-panjang

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri perjalanan-panjang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri perjalanan-panjang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Senin, 05 November 2018

Perjalanan Panjang (Bagian Pertama)

Rusdi merasa lega ketika memasuki wilayah Simawang. Kondisi jalan sudah menurun dan berliku-liku. Dengan begitu motor yang membawa Rusdi dan istrinya meluncur dengan santai. Sesaat lagi ia akan hingga di pasar Ombilin. Setelah itu ia akan melewati jalan raya Lintas Sumatera tanpa pendakian, menuju kampung halamannya.

 merasa lega ketika memasuki wilayah Simawang Perjalanan Panjang (Bagian Pertama)
Ilustrasi perjalanan panjang (pixabay.com)

Motor bebek Rusdi tak perlu lagi mengeluarkan tenaga dalamnya, untuk membawanya hingga ke Sumani. Di pertigaan jalan pinggiran Danau Singkarak, Rusdi membelok ke kiri dengan kecepatan lebih sedikit dari kecepatan orang berlari.

Yang lebih lega lagi Salmina, istrinya yang duduk membonceng di belakang, Kenapa tidak? Panggulnya terasa pegal saking lamanya duduk hening di jok belakang  Selama perjalanan ia tidak sanggup bergerak bebas alasannya jok motor kelewat pendek untuk diduduki pengendara dan pembonceng.

Bagi Salmina, perjalanan ke kampung suaminya ini terasa panjang meskipun jarak tempuh tidak terlalu jauh. Namun apa hendak dikata, perjalanan panjang itu harus dilalui dengan sabar.

Salmina tidak sanggup berbicara apa-apa kepada suaminya. Lidahnya seakan tergigit ketika hendak mengusulkan kepada suaminya untuk menggantinya dengan motor baru. Ia paham dengan keadaan dimana anak-anaknya dikala ini sedang membutuhkan uang banyak untuk kelanjutan pendidikan mereka.

Ada yang masih duduk di dingklik Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Bahkan dua orang anak menduduki dingklik kuliah. Untung satu orang, si sulung sudah menamatkan kuliahnya dan sudah bekerja di swasta.

Bagi Rusdi, motor jenis bebek keluaran 1996 itu menciptakan ia nyaman untuk mengendarainya setiap bepergian bersahabat maupun jauh. Jarang mogok dan irit materi bakar. Seakan motor angsa itu mengerti keadaan pemiliknya sehingga berkelakuan baik, tidak menguras isi dompet..

Saat ini biaya reperasi kendaraan bermotor roda dua tidak terbilang murah. Begitu pula harga materi bakar minyak (BBM) naik tiap sebentar. Dua poin ini sering menciptakan pemilik kendaraan mengeluh.

Memang, usia sepeda motor bebek yang sering menemani Rusdi dan istrinya itu  tidak terbilang muda lagi. Tenaganya sudah jauh berkurang.  Tak sanggup dikebut semoga lebih cepat hingga ditujuan tatkala dipakai untuk  bepergian.

Ketika mendaki tanjakan tenaganya tidak sanggup diandalkan lagi. Apalagi ditanjakan cukup tajam. Kecepatannya nyaris sama dengan orang berjalan kaki. Itu pun harus memakai gear tarik untuk menghadapi tanjakan tajam.

Namun yang lebih penting bagi Rusdi, ia dan istrinya yang membonceng di belakang hingga ke tujuan, meskipun dalam waktu cukup lama. Biar lambat asal selamat. (Bersambung)

Sabtu, 10 November 2018

Perjalanan Panjang ( Bab Tiga )

Ringkasan bab satu dan dua : Rusdi pulang ke kampung halamannya di Sumani. Ia  menggunakan sepeda motor dan membonceng istrinya, Salmina. Namun ketika hingga di Ombilin, motornya berulah. Ban motor bab belakang kempes. Rusdi mengantarnya ke daerah tempel benen. Sementara menunggu motornya, Rusdi dan Salmina duduk di dingklik panjang di samping sebuah warung seraya menghadap ke hamparan danau Singkarak. Ikuti dongeng selanjutnya di Perjalanan Panjang Bagian Ketiga!
  
 Rusdi pulang ke kampung halamannya di Sumani Perjalanan Panjang ( Bagian Tiga )
Ilustrasi perjalanan panjang (pexels.com)

Keliling danau Singkarak dengan memakai sepeda? Sulit dilakukan untuk belum dewasa seusia Sekolah Menengah Pertama zamannow!. Berkeliling danau Singkarak akan menempuh jarak lebih kurang 45 kilometer. Itu bukanlah jarak yang dekat.

Anak-anak zaman kini seakan sudah malas untuk bergerak. Jangankan memakai sepeda untuk jarak yang cukup jauh. Ke warung depan rumah yang tak begitu jauh jaraknya saja mesti memakai motor.

“Mau pesan minum apa, pak?”

Seorang gadis kecil, anak pemilik warung di sebelah tiba menghampiri. Bangku daerah duduk di pinggiran danau ini pastilah buatan pemilik warung di sebelah.

Rusdi melirik Salmina yang duduk di sampingnya.

“Teh botol saja, mas…” ujar Salmina paham maksud lirikan suaminya.

Rusdi mengangguk membuktikan setuju. Sebenarnya ia sangat ingin minum kopi. Tapi kali ini ia pendam keinginannya alasannya yaitu ia tahu bila ketika ini duduk bukan di warung.

Dua teh botol sudah hingga di hadapannya. Rusdi dan istrinya segera menyeruput minuman dengan aroma teh hambar itu.

Rusdi kembali menoleh ke formasi bukit barisan di seberang danau nun jauh disana. Masih segar di pikiran Rusdi, ketika suatu ketika di Minggu pagi, ia sudah hingga di halaman rumah temannya. Ia berencana mengajak temannya untuk bersepeda mengelilingi danau Singkarak.

Tanpa disangka, abang kandung temannya itu melarang dan marah-marah pada Rusdi. Ia ngomel alasannya yaitu Rusdi telah mengajak adiknya jauh-jauh pergi bersepeda. Bahkan abang wanita temannya itu menuding Rusdi tak tahu di untung.

Rusdi segera berbalik dan membatalkan rencananya untuk mengelilingi danau Singkarak. Namun gres beberapa meter ia menggenjot pedal sepedanya, seseorang telah memanggilnya dari arah belakang.

“Sudi…! Ayo, kita keliling danau!”

Rusdi berhenti dan menurunkan kaki kirinya lalu menoleh ke belakang. Ternyata Sukardi, temannya.

“Ayo, kita pergi!” ulang Sukardi.

“Nanti dimarahi kakakmu,” tukas Rusdi.

“Ah, semoga saja, yuk kita jalan..!”

Ternyata pagi itu, teman-teman lainnya juga ikut mengelilingi danau Singkarak. Rombongan belum dewasa mengendarai sepeda untuk mengelilingi danau Singkarak persis ibarat pebalap Tour de Singkarak.

Pemandangan alam danau Singkarak tidak banyak yang berubah. Air danau masih tampak membiru membiaskan warna langit biru di sore yang cerah. Bukit-bukit di sebelah barat masih bangun kokoh sebagai latar belakang pemandangan indah danau Singkarak.

Rusdi melirik ke arah istrinya yang sedari tadi juga membisu seraya memandang ke tengah danau. Di mata Rusdi, istrinya masih tampak manis meskipun sudah melahirkan lima orang anak. Meskipun di wajahnya sudah mulai muncul goret-goret halus membuktikan ketuaan.

“Mas, benen motor kita mungkin sudah siap ditempel ya, mas?” Salmina mengingatkan.

“Iya, kali. Yuk kita susul ke bengkel tempel benen,”  ujar Rusdi seraya merongoh dompet dan membayar minumannya. Kemudian berjalan menuju daerah tempel benen motornya.(Bersambung…)

Kamis, 08 November 2018

Perjalanan Panjang (Bagian Kedua)

Setelah membelok ke kiri, Rusdi melewati jembatan Ombilin. Jembatan yang cukup panjang dan lebar. Rusdi sanggup menoleh ke kanan untuk menyaksikan jembatan kereta api dengan latar keindahan alam danau Singkarak.

 Rusdi sanggup menoleh ke kanan untuk menyaksikan jembatan kereta api dengan latar  Perjalanan Panjang (Bagian Kedua)
Ilustrasi cerbung perjalan panjang (pixabay.com)

Di ujung jembatan, jalan raya melintas sepasang rel kereta api. Rusti sedikit ekstra hati-hati mengendarai motornya. Pasalnya posisi jalan raya yang serong kanan melintasi rel kereta api rentan menciptakan ban kendaraan roda dua selip.

Tiba-tiba pegangan tangan Rusdi terasa bergetar. Ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi dengan ban motor sehingga jalannya motor tidak stabil.

Rusdi segera meminggirkan motornya. Sejenak menukikkan pandangan ke bab bawah velg motor. Ternyata ban motornya sudah kempes.

“Sepertinya bannya kempes, mas…” ujar Salmina seraya turun dari jok. Berdiri agak ke pinggir.

“Iya, tadi mas lupa menambah angin benennya, apalagi ban belakang nyaris botak,” sahut Rusdi seraya turun dari motor dan mematikan mesinnya. Kemudian memasang standar bangun motornya.

“Numpang tanya, pak…Dimana kawasan tempel benen terdekat, ya pak?” Rusdi bertanya pada pria setengah baya yang kebetulan lewat di kawasan itu

“Oh, sekitar dua ratus meter lagi dari sini, pak…” sahut orang itu seraya menunjuk ke arah selatan jalan raya.

“Terima kasih, pak.”

“Iya, “ Pria itu mengangguk.

Rusdi memandang istrinya sejenak.

“Mina, kau tunggu mas di depan kedai itu,” ujar Rusdi menunjuk warung di seberang jalan.

“Ya, mas.” sahut Salmina seraya menoleh ke kiri dan kekanan jalan dan lalu menyeberang jalan.

Sementara itu Rusdi segera menyalakan motor. Tetapi ia bukan untuk mendorong motornya menuju kawasan tempel benen. Melainkan menaiki motor dengan kondisi ban sedang kempes. Memang, motor terasa tidak stabil dan tidak lezat dikendarai.

Rusdi menemukan kawasan tempel benan yang dicarinya. Menyeberang kalan ke sebelah kanan. Setelah bercakap-calkap dengan tukang tempel benen, Rusdi meninggalkan kawasan itu. Berjalan kaki menuju warung dimana Salmina tadi menunggu.

“Motornya tidak ditunggui, mas?” tanya Salmina.

“Tidak apa-apa, kita serahkan saja pada tukang tambal benen,” sahut Rusdi.

“Nanti dicurangi oleh tukang tambal benen, mas.”

“Biar aja, Mina. Dia juga yang berdosa.”

Rusdi dan salmina mencari kawasan duduk di sebelah warung. Di bawah pohon perindang di pinggir danau terdapat dingklik panjang kawasan duduk.

Danau Singkarak terlihat beriak-riak kecil di tiup angin siang. Danau terluas kedua di Pulau Sumatera ini nampak membiru dengan latar belakang formasi bukit barisan di sebelah barat.
Tiba-tiba Rusdi teringat masa sekolah dulu dimana ia dan teman-temannya sering mengelilingi danau Singkarak memakai sepeda…. (Bersambung)

Jumat, 16 November 2018

Perjalanan Panjang ( Bab Keempat )

Rusdi tidak kaget ketika tukang tambal memberitahukan benen motornya telah diganti dengan yang baru. Benen ban motornya rusak parah lantaran robek sehingga tidak sanggup ditambal. Oleh alasannya Itu ia harus mengeluarkan uang untuk beli benen gres dan upah pasang. Ia pun tak membantah dan segera membayar semua biaya yang ditimbulkan oleh kendaraannya.

 ketika tukang tambal memberitahukan benen motornya telah diganti dengan yang gres Perjalanan Panjang ( Bagian Keempat )
Ilustrasi kereta api (doc.matrapendidikan.com)

Ban kendaraan bermotor dihentikan kekurangan angin ketika dikendarai, apalagi menempuh jarak jauh. Hal ini akan memperbesar peluang untuk mengalami kempes di perjalanan. Namun sebelum berangkat dari rumah, Rusdi lupa untuk mengusut angin ban kendaraannya.

Selain itu Rusdi telah mengendarai motornya dalam keadaan ban tanpa angin menuju daerah tempel benen. Tentu saja akan menciptakan benen kendaraannya menjadi rusak parah.

Itu pula sebabnya tadi Rusdi meninggalkan motornya di daerah tempel benen. Ia menyerahkan mana baiknya oleh tukang tempel benen. Bisa ditempel saja atau diganti dengan benen gres jika memang tidak sanggup digunakan lagi.

Kini Rusdi dan istrinya Salmina sudah berada di atas motor bebeknya. Mulai menyusuri jalan raya berliku di sepanjang pinggiran danau dengan kecepatan sedang. Kendaraannya kini terasa nyaman dikendarai. Ia berharap hingga di kampung halamannya tanpa kendala.

Jalan Raya Lintas Sumatera memang berliku-liku di sepanjang pinggiran danau Singkarak. Jika dipotret dari ketinggian, jalan berliku di pinggiran danau menjadi sebuah pemandangan yang bagus.

Di sebelah kiri jalan raya terdapat jalur jalan kereta api. Konon rel kereta api itu tidak pernah lagi dilewati oleh kereta api. Kereta api jurusan Sawah Lunto - Batu Tebal sudah berhenti beroperasi. Boleh jadi biaya operasi transportasi ini tidak tertutupi lagi oleh pendapatan dari penumpang kereta wisata ini.

Rusdi sudah kangen untuk naik kereta api lagi. Sudah usang ia tak lagi menaiki sarana transportasi unik ini. Dulu, ketika masih duduk di kursi sekolah dasar dan SMP, Rusdi sering naik kereta api. Mulai dari kereta api berloko uap hingga loko diesel impor Jerman.

Yang paling menyenangkan bagi Rusdi ketika itu yaitu sanggup menumpang kereta api gratis. Caranya bangun di gerbong batubara. Berwisata ria dari stasiun Simpang AA menuju Solok dan terus ke Sawah Lunto. Atau dari stasiun Simpang AA menuju Batu Tebal.

Kereta angin atau sepeda dan kereta api tak luput dari dongeng masa kemudian Rusdi di kampung halamannya, Sumani. Beda dengan masa kecil dan masa sekolah anak zaman sekarang.

Anak zaman milennial atau disebut juga zamannow lebih disibukkan oleh perangkat gadget pembelian orangtua mereka. Mau berguru pegang android. Mau tidur buka aplikasi media sosial. Mereka kadang kala digelari sebagai generasi menunduk. Menunduk ke arah gadget meskipun itu ketika berbicara dengan orangtua sendiri.

Rusdi menghela nafas. Hembusan angin danau Singkarak makin terasa sejuk. Rusdi memperlambat laju kendaraannya. Meminggirkan kendaraannya dan berhenti.

Salmina yang dari tadi juga membisu di boncengan belakang jadi heran. Ada apa gerangan suaminya menghentikan motornya? (Bersambung…)


Sabtu, 07 April 2018

Rekreasi, Cara Guru Siapkan Siswa Hadapi Usbn

Rekreasi, cara guru siapkan siswa hadapi usbn – Berbagai cara guru di sekolah untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian sekolah (US). Namun demikian, apapun cara yang dilakukan tujuannya ialah sama. Siswa siap secara bahan pelajaran maupun secara psikis dalam menjalani ujian dan memperoleh hasil seoptimal mungkin.

 Berbagai cara guru di sekolah untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian sekolah  Rekreasi, Cara Guru Siapkan Siswa Hadapi USBN
Kereta wisata salah satu wahana wisata di Mifan Water Pak (matrapendidikan.com)

Persiapan bahan ujian dilakukan dengan mengadakan berguru komplemen di luar jam pelajaran pokok di sekolah. Sedangkan persiapan psikologis dilakukan dengan memperlihatkan motivasi, menggembirakan siswa atau menciptakan rileks pikiran siswa untuk menghadapi ujian sekolah tersebut.

Salah satu cara yang sanggup dilakukan oleh guru ialah mengadakan aktivitas rekreasi ke tempat-tempat tertentu dan menyenangkan bagi siswa. Cara ini juga dilakukan oleh guru di SDN 12 Pangian, Kecamatan Lintau Buo, Kab.Tanah Datar, Sabtu (07/04/18).

Sebanyak 26 siswa kelas VI yang akan mengikuti Ujian Sekolah telah mengikuti aktivitas rekreasi. Siswa SD akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada tanggal 3 hingga 5 Mei mendatang.

Rekreasi ke Mifan Water Park

Rombongan dari SDN 12 Pangian diberangkatkan dengan 2 unit armada bus pariwisata. Dalam rombongan tidak hanya guru dan siswa melainkan juga orangtua/wali siswa sehingga memenuhi dua unit angkutan darat tersebut.

Setiap siswa didampingi oleh orangtua/wali masing-masing. Seperti terungkap oleh pimpinan rombongan, Elfi Sesmita, S.Pd, yang juga kepsek SDN 12 pangian, pelibatan orangtua/wali dalam iven rekreasi ini bertujuan supaya siswa sanggup dibimbing eksklusif oleh orangtua/wali. Sehingga tujuan rekreasi tercapai secara efektif dan efisien.

Destinasi rekreasi yang dipilih menurut komitmen dengan orangtua/wali murid ialah Mifan Water Park, Padang Panjang. Tujuan rekreasi tunggal ini supaya siswa lebih menikmati suasana alam yang hijau sekaligus bermain dengan media air.

Wahana bermain air

Minang Fantasi (Mifan) Water Park berlokasi di kota Padang Panjang. Sekitar pukul 09.30 WIB, rombongan SDN 12 Pangian telah hingga di Kota Padang Panjang nan sejuk namun masih di selimuti kabut tipis.

Di pinggiran Silaing, rombongan memasuki area Pusat Dokumentasi Informasi dan Kebudayaan Minagkabau(PDIKM). Setelah melewati jalan mendaki dan menurun serta berliku-liku, rombongan hingga di gerbang Mifan Water Park.

Meskipun di final pekan, pengunjung Mifan belum begitu ramai dikala rombongan hingga di area Water Park (Taman basah). Susana di area Water Park begitu nyaman dan sejuk. Rombongan sejenak beristirahat memandang ke sekitar area taman rekreasi yang dilatarbelakangi oleh perbukitan hijau.

1.Seluncur
Di area Water Park terdapat wahana rekreasi bermain basah. Misalnya, daerah seluncur. Tempat seluncur ini ada dua, daerah seluncur tertutup yang panjangnya mencapai 100 meter dan berliku-liku.

 Berbagai cara guru di sekolah untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian sekolah  Rekreasi, Cara Guru Siapkan Siswa Hadapi USBN
Seluncur tertutup dan seluncur terbuka, dua wahana seluncur (matrapendidikan.com)

Yang banyak dipakai oleh bawah umur ialah daerah seluncur terbuka (open slide) yang terdiri 4 jalur. Seluncur ini lurus, dipakai oleh bawah umur sebagai daerah balapan seluncur dengan memakai plastik seluncur ibarat tikar.

2.Kolam bejana tumpah
Kolam air tumpah ialah sebuah kolam dangkal untuk bawah umur yang ingin berseluncur. Namun di atas seluncur terdapat sebuah kolam bejana dinamis. Ember ini secara otomatis terisi hingga penuh oleh sumber air.

 Berbagai cara guru di sekolah untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian sekolah  Rekreasi, Cara Guru Siapkan Siswa Hadapi USBN
Kolam bejana tumpah, wahana menarik bagi bawah umur sekolah (matrapendidikan.com)

Ketika sudah penuh, bejana ini akan menumpahkan air dan menyebar. Saat ini bawah umur akan tertawa besar hati melihat air tumpah dan bertebaran memancar lebar.

3.Kolam ombak
Kolam ombak ialah sejenis kolam yang dimodifikasi sehingga iarnya berombak ibarat ombak laut. Kolam ombak ini terjadi dalam periode waktu tertentu. Setelah siap menciptakan ombak akan terdengar sirine ibarat suara sirine kapal laut.

Bila mendengar sirine ini, bawah umur akan bergegas menuju ke kolam ombak. Pemandangan mirip ini akan terlihat dikala ada suara sirine, menandakan kolam ombak dimulai.

4.Kereta wisata
Kereta wisata ialah kereta dengan loko yang dimodifikasi ibarat kereta api uap tempo dulu. Terdiri dari dua gerbong penumpang yang terlihat cukup meriah. Kereta wisata buatan ini akan mengelilingi area water park.

 Berbagai cara guru di sekolah untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian sekolah  Rekreasi, Cara Guru Siapkan Siswa Hadapi USBN
Rombongan SDN 12 Pangian naik kereta wisata di Mifan Water park (matrapendidikan.com)

Rombongan SDN 12 Pangian kembali ke luar arena Water Park menaiki kereta wisata. Sungguh mengasyikkan bagi bawah umur sekolah, apalagi sehabis capek berenang dan berseluncur di masing-masing wahana water park.

Itulah paparan perjalanan wisata SDN 12 Pangian di Mifan water Park Padang Panjang dalam rangka rekreasi untuk menghadapi USBN pada tanggal  3 hingga 5 Mei 2018.

Senin, 12 November 2018

Momentum Kecil Menyambut Hgn 2018

Momentum kecil dalam menyambut hgn 2018 – Setiap 25 November diperingati Hari Guru Nasional (HGN). Meskipun peringatan HGN tinggal dua ahad lagi namun melalui artikel pendidikan ini akan disajikan sedikit pernak-pernik perihal guru dan murid  alumni di sekolah daerah admin bertugas.

 November diperingati Hari Guru Nasional  Momentum Kecil Menyambut HGN 2018
Salah satu foto jadul guru di sekolah (doc.matarpendidikan.com)

Penulisan artikel ini berawal dari sebuah foto jadul yang diterbitkan melalui WA oleh seorang rekan kerja. Foto itu kemudian diunggah melalui akun facebook admin matrapendidikan.com.

Unggahan foto jadul guru-guru tersebut menerima respon konkret dari facebooker, terutama murid alumni dan guru yang ada di foto.

Sekadar menghangatkan nuansa dan menyambut HGN, foto jadul yang diunggah dalam facebook tersebut akan dijadikan gambar pendukung artikel pendidikan ini.

Foto guru berfose di bab depan sekolah dibentuk Juni 2000.  Foto yang dicetak dengan kertas terbaik pada zamannya, memang telah buram oleh perjalanan waktu. Namun diyakini benar, bagi guru-guru yang ada di foto tersebut, khusus yang masih hidup kini ini tentunya, foto itu  tidak akan pernah buram.

Guru yang ada di foto tersebut akan terharu melihat dirinya pada masa 18 tahun silam. Sementara itu facebooker alumni sekolah telah merespon foto jadul itu dalam bentuk jempol like maupun komentar.

Mereka umumnya masih ingat dengan guru yang ada di foto maupun yang tak sempat berfoto pada masa dua dekade silam.

Guru boleh saja lupa pada nama atau wajah muridnnya alasannya yaitu memang sudah banyak jumlahnya. Atau alasannya yaitu perjalanan waktu yang sudah cukup panjang. Namun murid yang pernah diajar oleh seorang guru, tak kan pernah lupa.

Mungkin nama lengkap sang guru sempat terlupa oleh murid, namun panggilan sehari-hari guru tersebut pasrti mereka ingat.

Di sisi lain, alumni sekolah atau mantan murid di suatu sekolah akan bertanya bagaimana keadaan guru yang dulu mengajar mereka. Kemudian mereka mendoakannnya. Agar guru-guru mereka tetap dalam keadaan sehat wal’afiat.

Keingintahuan murid perihal keadaan guru mereka sekaligus mendoakannya. Sudah barang tentu, ini menjadi salah satu pujian guru.
Sebaliknya kepada para murid yang sudah terjun ke tengah masyarakat dan sudah menjadi insan mandiri. Doa guru yaitu supaya mereka juga sehat dan wal’afiat serta sukses dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Dirgahayu Hari Guru Nasional 2018.

Jumat, 05 Oktober 2018

Menjadikan Blog Sebagai Ladang Investasi

Menjadikan blog sebagai ladang investasi – Blog atau web sanggup dijadikan ladang investasi yang cukup potensial bagi pemiliknya. Kenapa tidak? Sebuah blog/web yang dikelola dengan baik akan mempunyai nilai-nilai ilmu dan pengetahuan, amal ibadah dan nilai finansial.

Menjadikan blog sebagai ladang investasi Menjadikan Blog Sebagai Ladang Investasi
Ilustrasi blog sebagai ladang investasi imu, amal dan finansial (pixabay.com)

Blog/web mempunyai konten berupa ilmu pengetahuan dan hiburan yang bermanfaat bagi pembaca atau pengunjung. Penyebaran ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat tersebut akan mendatangkan amal ibadah bagi pemiliknya.

Selain itu, bagi yang mempunyai talenta dan keterampilan menulis, bukan tidak mungkin dijadikan sebagai lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan tambahan. Hasil menulis tersebut sanggup dipercaya jikalau ditekuni dan dikerjakan sepenuh hati.

Media menulis yang sesuai dengan misi penulisan artikel ini ialah blog atau web. Media internet ini sanggup dijadikan ladang investasi finansial yang menjanjikan untuk penghasilan sampingan.
Yang penting ialah mempunyai kemauan, kemampuan menulis dan mengelola blog. Perihal kemampuan menulis dan mengelola blog yang dimiliki seseorang, akan berkembang dengan sendirinya sesuai perjalanan waktu. Kenapa dikatakan begitu?

Tidak ada orang yang eksklusif bisa menulis dan mengelola blog melainkan terus berlatih dengan sabar dan tekun. Lambat laun kemampuan tersebut akan tumbuh dan berkembang.

Jika blog/web sudah berisi banyak konten dan trafik pengunjung yang memadai, pada gilirannya akan sanggup dimonetisasi (diuangkan). Caranya ialah bekerja sama dengan jaringan periklanan online. Salah satu yang paling terkenal ketika ini ialah jaringan periklanan online adsense.

Pemilik blog perlu mendaftarkan diri menjadi publisher (penayang) iklan adsense melalui blog. Jika sudah diterima dan menayangkan iklan adsense, kiprah selanjutnya ialah menyebarkan blog tersebut.

Salah satu unsur pengembangan blog ialah meningkatkan trafik pengunjung dari hari-ke hari sehingga recehan dollar mengalir terus menerus ke dalam akun adsense. Itu perlu dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Selain bekerja sama dengan jaringan periklanan online, blog/web yang sudah memadai dari segi konten dan trafik pengunjung juga sanggup dijadikan sebagai penayang iklan mandiri. Mengiklankan usaha, produk jasa, barang bahkan acara orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa blog/web sanggup dijadikan sebagai ladang investasi ilmu pengetahuan, amal ibadah dan investasi secara finansial dalam jangka panjang. Namun dibutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk menanam dan memetik hasil investasi tersebut.

Selasa, 10 April 2018

Di Terminal Dobok Batusangkar

Sebuah angkutan pedesaan memasuki terminal Dobok. Menurunkan beberapa orang penumpangnya, kemudian berlalu keluar terminal kembali. Salah seorang di antaranya lelaki mengenakan kaos oblong dengan stelan jeans usang.


            Sebuah ransel pakaian tersandang di pundak kanannya. Ia barusan dari rumah temannya di sebuah negeri di Kecamatan Padang Ganting. Sudah tiga hari ia berada di rumah temannya dalam rangka takziah. Teman kuliah dan satu daerah kost di kota Padang.

Alizar, lekasi muda itu nampak nyengir kepanasan ditimpa terik matahari menjelang sore. Ia nampak kebingungan. Baru kali ini ia singgah di terminal kota budaya ini.
Wajahnya yang ditumbuhi bisul mulai memerah diterpa sinar matahari. Alizar mencari-cari daerah berlindung. Ia duduk di dingklik kayu di depan loket pembelian tiket  Bangku kayu memanjang yang sengaja disediakan petugas loket sebuah perusahaan angkutan umum di terminal Dobok Batusangkar.
Area terminal memang tidak terlalu luas. Namun demikian kendaraan dan orang-orang yang bersiliweran di dalam terminal, tidak begitu ramai.
Sesekali ia mengedarkan pandangan ke sekitar area terminal. Mencari-cari kendaraan beroda empat angkutan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke negerinya di Sumani.
“Ha, itu dia!” Alizar bergumam.
Spontan Alizar bangun dan menuju angkutan berwarna merah dan putih tersebut.
“Solok Solok Solok…” teriak biro terminal mencari calon penumpang yang akan ke kota Solok.
“Solok…” seru Alizar.
‘Ya, Solok naik….”
Alizar naik dan masuk ke dalam kendaraan beroda empat angkutan. Sejenak melirik daerah yang masih tersedia untuknya. Lantas menempati dingklik persis di sebelah seorang perempuan. Tanpa melirik kesana kemari, Alizar meletakkan ransel pakaian di pangkuannya.
Sekadar iseng, Alizar menoleh ke arah perempaun yang duduk di sebelah kanannya. Sekilas ia mengusut perempuan ini kira-kira seusia dengannya. Sepertinya perempuan ini sudah bekerja.
“Mau ke Solok juga, buk?” Alizar bertanya dengan sapaan. Sekadar mengusir kesepian hatinya.
“Iya, Uda juga?” Wanita itu balik bertanya.
“Nggak hingga kesana, Sumani.”
“Oh, Sumani. Saya hanya hingga di Kacang,”
“Kerja apa, buk?” tanya Alizar kemudian.
“Guru,”
“Oh..,”
“Uda?”
“Kuliah. Calon guru juga, hehehe..Hm, bila boleh saya panggil siapa ke ibuk?”
“Yunita…, panggil saja Yuni,” ujar Yunita.
“Saya, Alizar…biasa dipanggil Ali…”balas Alizar tanpa diminta.
Angkutan umum yang berusia lanjut itu segera berangkat meninggalkan Terminal Dobok Batusangkar.
Tak begitu lama, bus ukuran tiga perempat itu sudah hingga di Ombilin. Kemudian menikung ke kiri menuju Solok. Alizar menoleh ke luar jendela beling bus. Menyaksikan indahnya pemandangan danau Singkarak di sore hari.
Sesekali Alizar mencuri pandang dengan berpura-pura menengok birunya air Danau Singkarak. Sebaliknya, Yunita merasa risih. Gadis itu sanggup merasakankalau dirinya dipandang oleh lelaki yang gres dikenalnya itu.
Tanpa terasa Yunita sudah hingga di tujuannya. Ia turun dan kendaraan yang membawa Alizar terus berliku-liku menyusuri pinggiran danau Singkarak.
*****
Kebetulan masa liburan semester sehingga Alizar sanggup berkunjung ke rumah daerah kost Yunita. Tak begitu rumit bagi Alizar untuk mencari daerah kost Yunita. Sore itu ia telah hingga di daerah kostnya. Kebetulan Yunita sudah pulang bertugas.
Mereka bercengkrama dengan leluasa di ruang tamu daerah Yunita kost. Begitu lancar, kata-kata mengalir dengan pelan bagai air pegunungan. Sejuk dan nyaman. Saling bercerita perihal diri masing-masing. Entah kenapa mereka begitu cepat dekat dan saling membuka diri, membuka hati.
Di hari terakhir libur semeteran di kampung, Alizar mampir kembali ke rumah kost Yunita. Alizar ingin berterus terperinci perihal perasaannya kepada Yunita. Ternyata Yunita membalas isi hatinya.
Ketika hingga di kota Padang, Alizar menulis surat untuk Yunita. Surat pertama yang ia tulis untuk gadis yang telah membetot sukmanya. Seminggu kemudian surat balasannya datang.
Semangat Alizar kembali bangun alasannya ialah Yunita juga mencicipi apa yang ia rasakan. Begitulah, mereka saling kirim surat bila rasa kangen itu datang. Alizar ingin cepat menuntaskan kuliahnya. Kalau sanggup waktu ini sanggup disetel ibarat menyetel jam dinding.
Cepat selesai kuliah berarti cepat pula untuk bersanding di pelaminan dengan sang pujaan hati. Angan-angan Alizar semakin melambung tinggi di awan biru.   
*****
Hari demi hari berlalu begitu cepat terasa. Jarak yang memisahkan antara Alizar dan Yunita bukan menjadi kendala dalam jalinan kasih mereka. Surat menjadi penyambung rasa antara mereka berdua.
Akan tetapi, surat terakhir yang ditulis Alizar tidak kunjung dibalas oleh Yunita. Ini menciptakan hati Alizar semakin was was. Apa gerangan yang terjadi dengan Yunita? Hal ini telah mendorong Alizar untuk tiba menjumpai Yunita ke rumah orangtuanya di hari Minggu itu.
Kini, Alizar sudah hingga di Terminal Dobok dengan menaiki bus Antar Kota Salam Provinsi. Sejenak ia beristirahat di ruang tunggu terminal sambil menunggu angkutan kota yang hendak menuju desanya Yunita.
 “Uda temannya kak Yunita, bukan?”
Seorang gadis kecil penjaja minuman bertanya menyapa. Alizar menoleh ke arah penjual minuman itu. Rasanya Alizar mengenal gadis kecil itu. Ia ingat, gadis itu ialah tetangga Yunita.
“Betul, Dik. Kamu tetangganya kak Yunita, bukan?” Sahut Alizar balik bertanya.
“Iya, kak…Kakak niscaya mau ke rumah kak Yunita” tebak gadis itu.
“Iya. Rencana Uda memang mau ke rumah kak Yunita,”
“Hm, sebaiknya Uda jangan ke rumah kak Yunita sekarang!”
Alizar terperangah. Penasaran mendengar ucapan gadis penjaja minuman itu.
“Kenapa begitu, dik?” tanya Alizar kemudian.
“Kak Yunita berpesan, bila bertemu dengan Uda di terminal ini, bilang jangan tiba ke rumahnya,” kata gadis kecil itu semakin menciptakan hati Alizar diliputi rasa ingin tau dan galau.
“Dik, tolong katakan, ada apa dengan kak Yunita?” desak Alizar.
“Jadi, Uda belum tau, ya?”
Alizar menggeleng.
“Kak Yunita akan menikah…”
Alizar tersedak. Kepalanya terasa berat dan tertekur ke lantai. Lidahnya terasa kelu. Jantungnya seakan berhenti berdenyut. Sulit mempercayai ucapan gadis kecil di depannya ini.
Alizar berusaha mengangkat kepalanya yang terasa semakin berat.
“Benarkah begitu, Dik?”
Gadis kecil itu mengangguk. “Permisi Uda, saya mau jualan dulu,” ujar gadis itu meninggalkan Alizar.
Alizar melangkah lesu. Melangkah ke dingklik panjang di depan loket penumpang yang pernah ditempatinya dikala pertama kali ke terminal ini enam bulan lalu.
Kini Alizar jadi tahu jawabannya. Pantasan surat terakhirnya dua ahad lalu, tak pernah dibalas Yunita.
“Uda, maafkan Yunita ya…,” Sebuah bunyi terdengar lamat-lamat di pendengaran Alizar. Alizar hafal betul si pemilik bunyi itu.
Alizar mengangkat wajah. Yunita telah berdiri di depan Alizar.
“Yuni…” bunyi Alizar terdengar berdesis seraya berdiri. Menatap wajah Yunita dengan mata kuyu..
“Uda, maafkan Yuni, ya?. Uda janganlah marah, alasannya ialah semua ini sudah nasib kita berpisah. Mungkin kita tak berjodoh, Uda...” Suara Yunita terdengar serak menahan rasa yang sulit diungkapkan pada lelaki di hadapannya. Lelaki yang diyakini hatinya terluka menghadapi kenyataan ini.
“Yuni, selamat ya?” kata Alizar seraya menyodorkan tangan menyalami Yunita. Meskipun berat, Yunita mencoba menyambut uluran tangan Alizar. Yunita tak sanggup menahan air matanya.
Ingin Alizar menyapunya agar tak lagi membasahi pipinya. Namun Alizar merasa tak berhak lagi melaksanakan itu. Semuanya sudah berakhir.
Setelah itu Alizar berbalik dan meninggalkan Yunita yang masih terpaku di tempatnya. Membawa hati dan pikiran yang galau. Ia melangkah ke luar arena terminal Dobok.
Di terminal Dobok ini pertama kali Alizar berjumpa dengan Yunita. Ternyata di terminal ini pula semuanya harus berakhir.

Senin, 26 Maret 2018

Reuni Cinta Kurun Lalu

Melanie menurunkan beling jendela depan sebelah kiri mobilnya. Melalui beling spion kiri ia sanggup melihat dengan jelas, Andrew sedang melangkah ke arah mobilnya. Jantungnya berdegup keras menunggu laki-laki mengenakan jaket hujan itu.

 menurunkan beling jendela depan sebelah kiri mobilnya Reuni Cinta Masa Lalu
Kini Andrew sudah berdiri di sisi mobil. Memandang perempuan yang berada di belakang setir. Wanita yang gres dilihatnya kini sesudah tak bertemu sekian lama.
Sejenak keduanya terpaku dan saling memandang. Bergelut dengan hati dan pikiran masing-masing.
“Nggak disangka. Ternyata kau masih manis menyerupai dulu.” gumam Andrew impulsif memuji, seraya menyodorkan tangannya pada Melanie yang masih terpaku di belakang setir mobilnya.
“Kamu juga, mas. Masih ganteng menyerupai masa 28 tahun silam ,” sambung Melanie balik memuji dan menyambut uluran tangan Andrew.
Andrew tersentak.Seakan terbangun dari pukauan tatapan mata Mellani. Ucapan Melanie barusan menyadarkan dirinya kalau dikala ini ia dan Melani sudah tidak muda lagi.
“Tapi masa itu tak mungkin kembali, Mel…”
“Benar, mas…Masa kemudian itu tak mungkin kembali. Namun yang niscaya kita sudah bertemu kembali, bukan?”
Gerimis turun semakin tebal. Dari tadi Melanie lupa untuk mempersilahkan Andrew naik ke atas mobilnya. Andrew membuka pintu mobil, masuk dan duduk di sebelah kiri Melanie.
“Aku jadi takut sekarang, mas…” ujar Melanie dengan bunyi sedikit bergetar.
“Kenapa, Mel?”
“Di kawasan sekitar ini banyak orang yang mengenal aku, mas.”
“Ya, mas maklum. Sekarang tidak ada orang lain disekitar ini selain kita berdua”
“yakin, mas?”
Andrew mengangguk.
“Bagaimana keadaan mas dikala ini?”
“Seperti yang kau lihat, Mel. Kamu sendiri?”
“Sama, mas.”
 Lalu keduanya terdiam. Saling melirik satu sama lain tanpa kata-kata. Lalu bergelut dengan bayangan masa kemudian yang tak berujung pangkal.
Pertemuan ini ialah pertemuan nekad dan di sengaja. Mereka berjumpa sebelum ini di media facebook. Percakapan di akomodasi messenger sudah panjang lebar. Saling menuduh untuk meninggalkan sehingga kekerabatan dan komunikasi jadi terputus. Tidak ada ujung pangkalnya.
“Kita nggak mungkin melanjutkan kekerabatan ini mas,” begitu kata Melanie di sore yang cerah itu. Ucapan itu menciptakan suasana hati Andrew jadi galau. Setelah itu Andrew pamit untuk pulang. Dengan kepala tertunduk Andrew meninggalkan tempat kos Melanie. Sejak itu tidak ada lagi dongeng ihwal mereka berdua. Lenyap ditelan perjalanan sang waktu.
Sementara itu, Melanie mengklaim tak pernah menyampaikan ucapan menyerupai itu kepada Andrew. Melanie juga galau mengapa Andrew pergi begitu saja dan menghilang.
Dua puluh delapan tahun kemudian, mereka berjumpa di media social. Dan tempat ini ialah tempat yang mereka janjikan untuk reuni masa lalu. Tempat yang istimewa namun tidak diketahui orang lain.
Andrew tersentak dari lamunannya. Begitu pula Melanie. Untuk mengusir kebisuan, Andrew membuka dongeng usang dikala masih pacaran hingga hari-hari yang dilewatinya sesudah mereka berpisah.
Diselingi canda dan gurau, Melani juga menceritakan perihal masa-masa yang dilewatinya sesudah perpisahan itu terjadi 28 tahun silam. Kesan pertemuan itu terasa semakin indah ketika keduanya saling menggombal namun masuk akal.
“Mel, mungkin sudah harus kita akhiri pertemuan kita kali ini. Lain kali kalau ada waktu kita sambung lagi,” kata Andrew kemudian.
“Iya, mas…”
Andrew meraih tangan Melanie. Menggenggam tangannya. Begitu lama. Kemudian beralih untuk menyalami menandakan pertemuan ini segera berakhir.
Andrew turun dari mobil. Melambaikan tangan . Ketika Melanie sudah berangkat, Andrew tertegun sendiri. Seakan ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Dan itu semua dibawa oelh Melanie.
Andrew melangkah ke arah motornya yang diparkir di pinggir jalan.   
Melanie begitu pula. Ia menyetir mobilnya di tengah gerimis yang mulai menipis. Namun hatinya terasa kosong. Tinggal pada lelaki yang dulu pernah jadi pacarnya, 28 tahun silam.