Tiada Hari Tanpa Minum Kopi? Perlu Keseimbangan Dan Sesuai Kebutuhan

Tiada hari tanpa minum kopi? perlu keseimbangan dan sesuai kebutuhan – Judul artikel ini mungkin terkesan mengada-ada bagi yang tidak biasa minum kopi. Terlepas dari itu, faktanya memang banyak ditemukan pecandu kopi dimana setiap hari mengkonsumsi kopi. Tidak terkecuali dengan penulis yang juga pecandu berat kopi (coffe maniac).

Membuat kopi bagus di dapur (matrapendidikan.com)

Tidak hanya di rumah, di daerah kiprah bahkan di warung kopi sekalipun. Selalu ada kesempatan untuk menikmati kopi. Di rumah, setiap pagi selalu menciptakan dan meminum kopi. Kopi ini dinikmati ketika acara blogging.

Baca : Fasilitas Penting di Ruang Redaksi

Kemudian di daerah kiprah juga tersedia kopi. Asyiknya, kopi di daerah kiprah dibentuk oleh rekan sesama pecandu kopi kemudian diminum bersama. Artinya satu gelas kopi sanggup diminum oleh siapa saja bagi pecandu kopi. Satu untuk semua!

Selanjutnya nongkrong di warung kopi, juga minum kopi tentunya. Hanya setengah gelas, istilahnya, Kopsteng (kopi setengah). Hanya sekadar menemani waktu ngobrol dengan sobat atau penjaga warung. Nggak yummy duduk-duduk saja di warung tanpa pesan kopi.

Mungkin timbul pertanyaan, berapa kali atau berapa cangkir/gelas minum kopi sehari? Jika daerah minum kopi ada 3, yakni di rumah, daerah kiprah dan di warung, maka jawabannya 3 kali atau 3 cangkir/gelas sehari.

Ilustrasi keseimbangan bagi peminum kopi (matrapendidikan.com)

Terlalu banyakkah mengkonsumsi kopi sehari? Jawabannya tentu relatif. Penulis memang termasuk pencandu kopi namun itu sesuai kebutuhan.

Berbahayakah minum kopi berlebihan? Tentu saja berbahaya sebab berlebihan. Yang berlebihan itu niscaya tidak baik hasilnya.

Simak juga : Minum Kopi Dapat Bangkitkan Inspirasi Anda

Lain persoalannya bila sesuai kebuituhan. Selain itu, perlu penyeimbang dari kebiasaan minum kopi. Misalnya, imbangi dengan minum air putih yang cukup, makan buah dan sayur yang cukup.

Read More

Mengutip Makna 1 Muharram 1440 H

Mengutip makna 1 muharram 1440 h – Penetapan 1 Muharram sebagai Hari Libur Nasional (HLN) oleh pemerintah berdampak nyata bagi masyarakat muslim Indonesia. Dengan HLN tersebut umat muslim yang bekerja di forum pemerintah maupun swasta sanggup mempersiapkan diri memperingati hari besar Islam tersebut dengan baik.

Tahun ini, 1 Muharram 1440 H bertepatan dengan 11 September 2018 M. Atau maju sepuluh hari dari tahun sebelumnya dimana 1 Muharram jatuh pada tanggal 21 September 2017 M. Ini sesuai dengan perbedaan perhitungan antara kalender Hijriyah dan Masehi dalam setahun.

Baca : Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah

Penetapan 1 Muharram dalam kalender islam berkaitan dengan kejadian hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Medinah, bertepatan tahun 622 Masehi. Maka peringatan 1 Muharram 1440 H ini mengingatkan umat muslim untuk melakukan hijrah secara psikis dan sosial.

Perubahan dimulai dari hal terkecil dan sesuai kemampuan. Mulai dari ucapan, perilaku hingga tingkah laku. Ucapan seseorang secara obrolan maupun terlontar di media massa mana pun terang akan besar lengan berkuasa terhadap orang lain. 

Oleh alasannya yaitu itu berhijrah berarti berusaha untuk mengendalikan ucapan dan kata-kata yang mungkin merusak kekerabatan silaturrahmi di antara sesama. Hal ini sudah sangat berarti dalam membuat iklim hidup dan kehidupan yang lebih baik.

Begitu pula perilaku dan tingkah laris yang kurang baik selama ini. Momen 1 Muharram menjadi kesempatan baik dalam mengoreksi dan memperbaikinya sehingga melahirkan perilaku dan tingkah laris sebagai eksklusif umat muslim.

Ucapan, perilaku dan tingkah laris seseorang menawarkan kualitas keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. Sekaligus salah satu indikasi sebagai umat Nabi besar Muhammad SAW dan menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Simak juga : Perubahan ke Arah yang Lebih Baik

! Muharram 1440 H, kembali akan menjadi langkah awal yang baik dalam menjalani hidup dan kehidupan yang lebih baik.Semoga.

Read More