Mengingat Kembali Sejarah Penanggalan Tahun Hijriyah

Mengingat kembali sejarah penanggalan tahun hijriyah – Saat artikel ini diterbitkan, kita telah beberapa jam berada di Tahun Baru Islam 1440 H. Tahun gres dalam kalender hijriyah, menyerupai yang sudah diketahui, ditetapkan menurut insiden hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Medinah pada tahun 622 Masehi.

Artikel ini sekadar untuk mengingat kembali sejarah penetapan penanggalan tahun hijriyah sebagai tonggak kebangkitan umat Islam di muka bumi ini. Sekaligus sebagai momentum penting untuk berhijrah ke kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari banyak sekali sumber tumpuan diketahui bahwa kalender hijriyah menjadi fatwa penanggalan bagi muslim pada masa Khalifah Umar Bin Khatab. Penanggalan tahun hijriyah menurut hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Medinah merupakan usulan sahabat Ali Bin Abi Thalib.

Usulan Ali Bin Abi Thalib ini diterima Khalifah Umar Bin Khatab dengan. pertimbangan atas kebingungan umat islam dalam memilih tahun. Apalagi masa itu suatu insiden belum ditandai dengan tahun.

Selain itu, Khalifah Umar Bin Khatab memberi alasan atas kecenderungan atas undangan Ali Bin Abhi Thalib bahwa hijrah menjadi pemisah antara yang haq dengan yang bathil sehingga pantas dijadikan patokan penanggalan.

Ditetapkannya hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Medinah tahun 622 Masehi menjadi menjadi tonggak bersejarah bagi kemajuan Islam untuk masa selanjutnya.

Kalender Hijriyah telah dijadiakan pola dalam beberapa aturan islam, menyerupai aturan Puasa, Zakat, Hajji, dan lain sebagainya.

Simak juga : Mengutip Makna 1 Muharram 1440 H

Pemerintah sendiri telah memutuskan 1 Muharram sebagai Hari Libur nasional. Tahun 2018 ini jatuh pada tanggal 11 September 2018 Masehi. Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1440 H.

Read More

Tiada Hari Tanpa Minum Kopi? Perlu Keseimbangan Dan Sesuai Kebutuhan

Tiada hari tanpa minum kopi? perlu keseimbangan dan sesuai kebutuhan – Judul artikel ini mungkin terkesan mengada-ada bagi yang tidak biasa minum kopi. Terlepas dari itu, faktanya memang banyak ditemukan pecandu kopi dimana setiap hari mengkonsumsi kopi. Tidak terkecuali dengan penulis yang juga pecandu berat kopi (coffe maniac).

Membuat kopi bagus di dapur (matrapendidikan.com)

Tidak hanya di rumah, di daerah kiprah bahkan di warung kopi sekalipun. Selalu ada kesempatan untuk menikmati kopi. Di rumah, setiap pagi selalu menciptakan dan meminum kopi. Kopi ini dinikmati ketika acara blogging.

Baca : Fasilitas Penting di Ruang Redaksi

Kemudian di daerah kiprah juga tersedia kopi. Asyiknya, kopi di daerah kiprah dibentuk oleh rekan sesama pecandu kopi kemudian diminum bersama. Artinya satu gelas kopi sanggup diminum oleh siapa saja bagi pecandu kopi. Satu untuk semua!

Selanjutnya nongkrong di warung kopi, juga minum kopi tentunya. Hanya setengah gelas, istilahnya, Kopsteng (kopi setengah). Hanya sekadar menemani waktu ngobrol dengan sobat atau penjaga warung. Nggak yummy duduk-duduk saja di warung tanpa pesan kopi.

Mungkin timbul pertanyaan, berapa kali atau berapa cangkir/gelas minum kopi sehari? Jika daerah minum kopi ada 3, yakni di rumah, daerah kiprah dan di warung, maka jawabannya 3 kali atau 3 cangkir/gelas sehari.

Ilustrasi keseimbangan bagi peminum kopi (matrapendidikan.com)

Terlalu banyakkah mengkonsumsi kopi sehari? Jawabannya tentu relatif. Penulis memang termasuk pencandu kopi namun itu sesuai kebutuhan.

Berbahayakah minum kopi berlebihan? Tentu saja berbahaya sebab berlebihan. Yang berlebihan itu niscaya tidak baik hasilnya.

Simak juga : Minum Kopi Dapat Bangkitkan Inspirasi Anda

Lain persoalannya bila sesuai kebuituhan. Selain itu, perlu penyeimbang dari kebiasaan minum kopi. Misalnya, imbangi dengan minum air putih yang cukup, makan buah dan sayur yang cukup.

Read More