jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: PBM

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label PBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PBM. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Juni 2018

Tujuan Dan Prinsip Evaluasi Hasil Mencar Ilmu Siswa (2)

Tujuan dan prinsip penilaian hasil berguru Siswa (2) – Sistem penilaian pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah mempunyai tujuan dan prinsip dalam penilaian hasil berguru siswa. Pada artikel sebelumnya sudah diterbitkan topik sistem penilaian dalam pendidikan dengan materi kajian ruang lingkup penilaian hasil berguru siswa.

Tujuan dan prinsip penilaian hasil berguru Siswa  Tujuan dan Prinsip Penilaian Hasil Belajar Siswa (2)

Dan, artikel ini yaitu kelanjutan dari artikel terbut dengan topik sama dalam bahsan tujuan dan prinsip penilaian hasil berguru siswa. Jika anda belum membaca artikel tersebut, sebaiknya anda:

Tujuan dan prinsip penilaian

Penilaian hasil berguru siswa dalam pendidikan di forum sekolah bertujuan untuk:

1.Memantau dan mengevaluasi
Pantauan dan penilaian dilakukan terhadap proses, kemajuan berguru dan perbaikan hasil berguru penerima didik secara berkelanjutan.

2.Menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Semua mata pelajaran di forum sekolah mempunyai SKL tertentu. Penilaian dilakukan bertujuan untuk memilih pencapaian pada SKL mata pelajaran bersangkutan.

3.Menilai pencapaian SKL secara nasional
Penilaian juga bertujuan untuk menilai pencapaian SKL pada mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Untuk jenjang SMP/Sederajat, penilaian dilakukan terhadap 4 mata pelajaran yang di-UN-kan, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika dan IPA.

Prinsip penilaian pendidikan di forum sekolah bertolak dari 9 prinsip berikut ini;

1.Sahih
Penilaian hasil berguru siswa dikatakan sahih apabila didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur pada penerima didik. Penilaian sanggup mengukur apa yang hendak diukur pada penerima didik.

2.Objektif
Penilaian pendidikan tidak sanggup melalui terkaan atau asumsi semata melainkan memakai mekanisme dan kriteria penilaian yang jelas. Bukan berdasar pada unsur subjektivitas pelaksana penilaian.

3.Adil
Prinsip penilaian adil berarti penilaian hasil berguru penerima didik tidak meguntungkan atau merugikan penerima didik alasannya yaitu perbedaan latar belakang sosial, budaya ataupun alasannya yaitu berkebutuhan khusus.

4.Terpadu
Penilaian oleh guru dilakukan secara terpadu dalam acara pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5.Terbuka
Prinsip penilaian hasil beserta didik didasarkan pada prinsip terbuka. Sistem penilaian, baik prosedur, kriteria maupun dasar pengambilan keputusan sanggup diketahui secara transparan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan penilaian hasil berguru siswa.

6.Menyeluruh
Penilaian hasil hasil berguru siswa dilakukan secara menyeluruh dalam banyak sekali aspek kompetensi untuk mengetahui perkembangan penerima didik melalui banyak sekali teknik penilaian.

7.Berkesinambungan
Penilaian terhadap penerima didik dilakukan secara berkelanjutan.sehingga sanggup memantau kemampuan perkembangan siswa.

8.Sistematis
Sistem penilaian terhadap hasil berguru siswa dilakukan secara berencana dan sedikit demi sedikit dengan mengikuti mekanisme dan tahap-tahap yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.

9.Acuan
Penilaian dilakukan menurut kriteria dan pola pada ukuran pencapaian kompetensi dasar yang ditetapkan dalam kurikulum.

10..Akuntabel
Prinsip penilaian hasil berguru siswa yang terakhir yaitu akuntabel. Akuntabel artinya penilaian hasil berguru siswa  sanggup dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, mekanisme penilaian maupun hasil penilaian.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penilaian hasil berguru penerima didik tersebut maka tujuan penilaian dalam pendidikan di forum sekolah sanggup tercapai secara optimal.


Minggu, 24 Juni 2018

Ruang Lingkup Evaluasi Hasil Mencar Ilmu Akseptor Didik (1)

Ruang lingkup evaluasi hasil berguru penerima didik (1) – Proses pendidikan di forum sekolah, khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan serangkaian aktivitas terstruktur dan berkelanjutan. Rangkaian proses aktivitas tersebut dimulai dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi yang lazim disebut sebagai sistem evaluasi dalam pendidikan.

Ruang lingkup evaluasi hasil berguru penerima didik  Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik (1)

Berkaitan dengan sistem evaluasi dalam pendidikan, pembahasan dalam artikel pendidikan ini akan diterbitkan secara berseri. Pada seri pertama sistem evaluasi dalam pendidikan dimulai dari Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar Peserta didik.

Sistem evaluasi dalam pendidikan di forum sekolah telah diatur dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 perihal Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian ialah proses pengumpulan dan pengolahan isu untuk mengukur pencapaian hasil berguru peserta.
Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu yang dikenal dengan standar evaluasi pendidikan. Standar evaluasi sebagaimana dimaksud Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 memuat antara lain; ruang lingkup penilaian, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen evaluasi hasil berguru penerima didik.

Ruang lingkup evaluasi hasil berguru penerima didik

Penilaian hasil berguru penerima didik di forum sekolah sanggup dilaksanakan oleh pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah) dan pemerintah. Penilaian hasil berguru oleh guru mencakup lingkup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

1.Penilaian sikap
Penilaian pendidikan dalam ruang lingkup sikap merupakan aktivitas untuk memperoleh isu deskriptif perihal sikap penerima didik. Penilaian aspek sikap ini hanya sanggup dilaksanakan oleh para guru.

Hal ini sanggup dipahami dan cukup beralasan alasannya guru berinteraksi secara eksklusif dengan siswa dalam proses pembelajaran. Bagaimana sikap dan sikap siswa selama berguru diamati oleh guru secara melalui observasi dalam pembelajaran..

2.Penilaian pengetahuan
Pembelajaran menyajikan sejumlah ilmu dan pengetahuan kepada siswa. Penilaian terhadap hasil berguru siswa bertujuan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan oleh siswa.

3.Penilaian keterampilan
Penilaian dalam aspek keterampilan dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh isu perihal kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan yang dikuasai dengan melaksanakan kiprah tertentu.

Pendidik, satuan pendidikan dan, atau pemerintah sanggup melaksanakan pengukuran pencapaian hasil berguru siswa dalam aspek pengetahuan dan keterampilan ini. Hal ini terwujud melalui aktivitas evaluasi harian (PH), evaluasi tengah semester (PTS), evaluasi selesai semester (PAS) dan evaluasi selesai tahun (PAT).
Demikianlah pembahasan perihal ruang lingkup evaluasi dalam pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sampai jumpa pada bahasan berikutnya.

Senin, 18 Juni 2018

5 Taktik Jitu Pembelajaran Fisika Di Ruang Kelas

5 Strategi jitu pembelajaran fisika di ruang kelas – Konsep pelajaran fisika disajikan bersama biologi dan kimia secara terpadu dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di jenjang SMP/Sederajat.  Di kelas VII, pembelajaran IPA diawali dengan bahan fisika sementara di kelas VIII dan IX dimulai dengan bahan biologi.

 Strategi jitu pembelajaran fisika di ruang kelas 5 Strategi Jitu Pembelajaran Fisika di Ruang Kelas
Ilustrasi pembelajaran fisika di ruang kelas (pixabay.com)

Materi pelajaran fisika umumnya dianggap sulit oleh sebagaian siswa. Siswa terlanjur berpikir kalau fisika itu sebagai bahan pelajaran rumus. Pemikiran menyerupai ini sering berawal dari seni administrasi pembelajaran yang dijalankan guru di ruang kelas.
Berangkat dari persoalan tersebut, guru perlu menyiasatinya dengan baik sehingga pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan di ruang kelas. Berikut disajikan alternatif seni administrasi cukup jitu dalam pembelajaran IPA Fisika di ruang kelas.

1.Ciptakan suasana nyaman
Suasana nyaman dan menyenangkan yaitu modal awal untuk membelajarkan siswa di ruang kelas. Oleh alasannya itu langkah awal bagi guru sebelum memulai mengajar yaitu mempersiapkan suasana dan kondisi kelas dengan baik..

Suasana nyaman ini berawal dari kondisi ruang kelas yang higienis dan rapi. Namun demikian belum cukup tanpa diiringi suasana psikologis, yaitu komunikasi dan sosial yang menggairahkan antara guru dengan siswa dikala memulai pembelajaran.

Suasana fisik dan psikis di ruang kelas yang menyenangkan cenderung menggiring siswa untuk siap mendapatkan bahan pelajaran dengan antusias, tanpa tekanan dan beban.

2.Mulai dengan konsep faktual
Guru sering terjebak dengan konsep formulasi sehingga memulai lebih cepat pembelajaran dengn rumus sesuai dengan skedul pembelajaran yang tertuang dalam perangkat pembelajaran.

Semestinya skedul tersebut sanggup dimodifikasi sehingga di awal-awal pembelajaran guru mengubahnya menjadi konsep-konsep faktual yang tidak lepas dari rumus bahan pelajaran. Rumus fisika itu kebanyakan berasal dari konsep faktual dari pengalaman sehari-hari kehidupan manusia.

Oleh alasannya itu siasati pembelajaran dengan mengetengahkan konsep faktual yang sesuai dengan struktur kognitif dan pengalaman siswa sehari-hari. Ini akan mempermudah siswa untuk mengarahkan pikirannya untuk mengaitkan bahan pelajaran dengan fakta kehidupan sehari-hari.
3.Sesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa
Kadang-kadang bahan tertentu bersifat ajaib dan sulit dicerna oleh pikiran siswa. Strategi guru yaitu menciptakan bahan ajaib tersebut menjadi faktual melalui klarifikasi lisan maupun media pembelajaran.

Penyampaian bahan pelajaran fisika kepada siswa diadaptasi dengan referensi dan kemampuan berpikir siswa. Bahasa lisan yang dipakai oleh guru tidak terlalu abstralk melainkan sanggup dicerna sesuai kemampuan berpikir siswa.

4.Kesimpulan uraian bahan pelajaran
Kesimpulan bahan pelajaran merupakan intisari dari uraian bahan pelajaran. Hal ini sangat penting diberikan oleh guru di final pembelajaran. Jika ada bahan yang mempunyai  rumus perlu disampaikan di final pembelajaran sebagai kesimpulan dari uraian bahan pelajaran.

5.Seimbangkan pinjaman tugas
Jika memerlukan tugas, guru perlu memperlihatkan kiprah tersebut secara proporsional. Soal kiprah dimulai dari soal mudah, sedang dan rumit. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
Demikianlah 5 alternatif seni administrasi dianggap jitu dalam memberikan bahan pembelajaran fisika di ruang kelas. Semoga bermanfaat terutama bagi guru yang mengalami kendala dalam pembelajaran fisika.

Sabtu, 09 Juni 2018

Nilai Angka Merah Versus Nilai Tidak Tuntas

Nilai angka merah versus nilai tidak tuntas – Bapak dan Ibu guru yang sudah dua atau tiga puluh tahun mengajar. Pasti masih mengingat ihwal hasil mencar ilmu siswa yang tertera di buku rapor. Nilai siswa dinyatakan dengan angka merah (angka 5 ke bawah) dan angka biru atau hitam (nilai 6 ke atas).

Nilai angka merah versus nilai tidak tuntas Nilai Angka Merah Versus Nilai Tidak Tuntas
Ilustrasi penulisan nilai di rapor siswa (matrapendidikan.com)

Angka bertinta merah (angka 5) mengatakan siswa yang tidak menguasai bahan pelajaran. Di buku rapor nyata-nyata dituliskan angka 5 itu dengan tinta berwarna merah.

Saat mengisi rapor siswa, rapor semester ganjil atau genap, guru kelas atau guru wali kelas harus menyediakan dua pena atau pulpen. Pena bertinta merah dan pulpen bertinta hitam atau biru.
Jika angka merah hingga tiga atau empat maka siswa dinyatakan tidak naik kelas. Orang tidak lagi akan bertanya kenapa siswa tidak naik kelas. Justru mereka sudah mengira alasannya yaitu banyak angka merah di rapor siswa tersebut.

Bagi siswa yang mempunyai nilai rapor bertinta merah, akan besar lengan berkuasa besar terhadap psikologis anak tersebut. Begitu pula bagi orangtua mereka. Nilai merah yang tercantum pada buku rapor  menjadi sesuatu yang menyeramkan dan memalukan.

Tidak mengherankan, jikalau ada siswa yang sengaja merobek buku rapor alasannya yaitu aib banyak mendapat nilai 5 atau kurang yang ditulis dengan tinta warna merah.

Versus nilai tidak tuntas

Bagaimana dengan sistem evaluasi sekarang? Hasil mencar ilmu siswa dinyatakan dengan ketuntasan. Siswa dikatakan mengalami ketuntasan jikalau telah mencapai hasil minimal syarat ketuntasan mencar ilmu minimal pada mata pelajaran tertentu.

Misalnya, syarat ketuntasan mencar ilmu suatu mata pelajaran 74. Siswa yang memperoleh nilai minimal 74 ke atas dikatakan anak telah tuntas belajar. Pada kolom deskripsi hasil ditulis dengan kata tuntas (T).
Jika anak hanya mencapai nilai 73 maka dikatakan anak tidak tuntas (TT) mencar ilmu dan harus diremedial. Jika hingga 3 atau lebih mata pelajaran mengalami tidak tuntas maka anak tidak akan naik kelas.

Apa pengaruhnya terhadap siswa ihwal deskripsi tuntas dan tidak tuntas? Pengaruh ini tidak sedahsyat proteksi nilai angka merah (5) pada siswa. Cukup banyak siswa yang tidak terpengaruh oleh hasil mencar ilmu yang mereka raih. Kecuali kalau siswa tidak naik kelas akhir mata pelajaran banyak yang tidak tuntas.

Bahkan banyak juga orangtua yang merasa kebingungan dengan istilah yang tercantum dalam buku rapor. Apa lagi dengan sistem evaluasi Kurikulum 2013 yang terurai dalam buku rapor siswa. Apakah semua orangtua siswa sempat membaca komponen dan isi serta deskripsi yang tertera di buku rapor? Allahuallam bissowaab!
Bagi sekolah yang gres menerapkan Kurikulum 2013 mungkin perlu sosialisasi yang lebih intens kepada siswa maupun orangtua siswa ihwal sistem evaluasi Kurikulum 2013 ini.