jasa service genset | jasa perbaikan genset | overhaul genset cirebon#brebes#indramayu#karawang#subang#tegal#cikampek

JASA SERVICE GENSET: Hasil penelusuran untuk bocah-manis-memesona

SERVICE GENSET AND OVERHAUL

serviceindonesia.blogspot.com adalah jasa perbaikan atau service genset, UPS, overhaul genset / engine & Mesin Kapal . Berlokasi di Bekasi dengan team yang solid dan paham akan perkembangan mesin genset, Kami akan senantiasa berkomitmen mengakomodasi setiap kebutuhan Anda. Karena itulah, client kami berasal dari beragam latar belakang, dari personal user, perusahaan dan instansi pemerintah


Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Layanan Jasa Service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Menerima Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda dalam berbagai Jenis

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Jasa Overhaul Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang.

Layanan Perbaikan Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Kami Menerima Layanan Jasa Perbaikan | Service | Overhaul Pada Genset Anda.

Layanan service Genset Cirebon | Tegal | Indramayu | Subang | Cikampek | Karawang

Serahkan Kepada Kami ahlinya di berbagaimacam Alat berat dan juga kerusakan pada genset anda.

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri bocah-manis-memesona. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri bocah-manis-memesona. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 Juli 2018

Bocah Elok Memesona

Tak bosan-bosannya saya memperhatikan bocah itu. Dari balik jeruji besi pagar rumah glamor dan megah. Sambil membungkukkan badan saya sanggup mengamatinya dengan leluasa. Dengan cara ini bocah kecil itu tidak akan melihat kehadiran saya

 Dari balik jeruji besi pagar rumah glamor dan megah Bocah Manis Memesona

Seandainya ia tahu kehadiran saya menyerupai itu. Mungkin bocah wanita itu akan ketakutan dan berteriak sambil berlalri masuk ke dalam rumah seraya memanggil-manggil mama atau papanya. 

Bocah kecil wanita itu manis, imut dan memesona. Rambutnya yang pirang diikat ke samping kiri dan kanan. Kulitnya putih dan bersih. Pipinya padat berisi dan menggemaskan. Bibirnya memerah dibatasi oleh eretan gigi yang putih, higienis dan bagus. Matanya yang bundar dan bening. Sempurna sekali bocah kecil itu, gumamku dalam hati.

Dari tadi bocah wanita memesona itu bermain-main bersama kelinci kesayangannya di taman halaman depan rumahnya yang tidak begitu luas. Namun begitu  banyak bunga indah dan nyaman dipandang mata.

Hewan kelinci bocah wanita itu berwarna putih dengan bulu halus dan higienis namun kedua daun telinganya agak kelabu. Sepertinya binatang piaraan itu sudah sangat dekat dengan bocah itu.

Sesekali binatang itu berlari, bersembunyi, mempermainkan anak pemiliknya. Tentu saja sang bocah wanita itu ingin tau dan mengejarnya. Ketika kelinci bersembunyi di balik rimbunnya bunga kembang sepatu. Bocah wanita itu memanggil manggil.

”Putih, dimana kau bersembunyi? Ayo keluar…” seru sang bocah.

Karena kelinci yang dipanggil, “Si Putih” itu tidak keluar di balik persembunyiannya, sang bocah mengitari bunga kembang sepatu untuk mencarinya.

“Nah, Itu dia…” serunya kegirangan..Sang bocah mendekat, menangkap kelinci sahabat bermainnya.Si Putih menyerah. Hewan itu niscaya sudah paham jikalau pun ia ditangkap tak akan menyakitinya.

Bocah wanita nan memesona itu membelai-belai badan sang kelinci dengan tangan mungilnya. Kemudian mendekatkan pipinya ke badan kelincinya..

Meskipun berteman kelinci, bocah kecil itu nampak bahagia dan ceria. Tapi kedua orangtua atau saudaranya kemana ya? Begitu pikir saya...

“Hai bung…ngapain mengendap-endap disitu!. Mau menculik anak saya ya?” Seseorang terdengar berteriak membentak saya dari arah pintu pagar.

Saya menoleh. Kaget memang. Meskipun jarak pagar pekarangan tak lebih lima belas meter dari saya namun saya tak mendengar jikalau ada kendaraan beroda empat yang berhenti disitu.

Pengemudi kendaraan beroda empat Avanza silver itu keluar dari mobilnya. Kemudian menghampiri saya.

“Anda sanggup saya laporkan ke polisi alasannya gerak-gerik anda mencurigakan.,” ancamnya seraya menunjuk-nunjuk dan melangkah ke arah saya.

“Maaf, pak. Saya tidak bermaksud untuk menculik anak bapak. Saya hanya sekadar memperhatikannya  karena kagum dengan bocah kecil wanita anak bapak,” sahut saya sambil menyusun kedua telapak tangan minta maaf.

Laki-laki itu terdiam. Lalu membuka rayben hitamnya. Namun kemudian lelaki di hadapan saya terlihat mengerutkan dahi sambil memperhatikan saya.

“Kamu Afriadi, bukan?” 

Tiba-tiba ia menyebut nama saya. Sepertinya ia mengenal saya. Oh, tiba-tiba saya juga merasa pernah mengenal orang di depan saya. 

“Iya, benar. saya Afriadi. Kamu Burhan...?” 

“Iya, iya, saya …” sahutnya mengangguk-anguk. Kemudian Tanpa saya memeluk saya penuh bersahabat.

“Aduh, ngapain kau kesini, kawan? Aku tidak menyangka kita sanggup bertemu disini sesudah belasan tahun tak berjumpa.” ujar Burhan kemudian.

“Iya, . Saya juga tidak menyangka disini kita bertemu. Dan, ternyata bocah yang saya perhatikan dari tadi yakni putri kau sendiri. Cantik dan memesona ,” ujar saya malu.

“Haiii…kamu masih menyerupai saat kita masih sekolah di Sekolah Menengan Atas dulu. Suka memperhatikan cewek-cewek cantik. Putriku sendiri yang masih bocah masih kau perhatikan juga, hehehe…”

“Ah, kau sanggup saja, Burhan. Mamanya niscaya manis juga, bukan?” gurauku.

“Mamanya kalah manis sama anaknya,”

“Oh ya, mamanya mana?” tanya saya mengalihkan pembicaraan.

“Pergi arisan. Barusan saya kembali mengantarnya.”

Lalu Burhan mengajak saya mampir. Kami bercerita kesana kemari mengingat masa kemudian di SMA. Sampai saya pamit, saya tak melihat bocah manis memesona putrinya Burhan. Bocah manis itu ternyata telah tidur alasannya kelelahan bermain.

Jumat, 03 Agustus 2018

Setumpuk Surat Cinta Dari Yuni

Dengan berat hati Mardi membenamkan tumpukan surat itu ke dalam tanah. Lubang yang sudah digalinya dengan pacul. Tidak begitu dalam namun cukup untuk menguburkan semua surat itu berwarna merah jambu itu.


engan berat hati Mardi membenamkan tumpukan surat itu ke dalam tanah Setumpuk Surat Cinta Dari Yuni
Ilustrasi surat cinta dari Yuni (pixabay.com)

Setelah menimbun lubang berisi surat-surat itu, Mardi memadatnya dengan kaki. Ia tak akan melihat tumpukan surat itu lagi. Surat-surat itu akan hancur lebur dimakan cacing, terurai oleh basil menjadi tanah.
Mardi menghela nafas ringan. Memang terasa agak ringan sehabis surat-surat dari Yuni dikuburkannya di kebun pisang belakang rumahnya.
Tumpukan kertas itu niscaya akan lebur menjadi tanah. Tetapi Mardi tidak tahu apakah ia sanggup melupakan Yuni. Membuang bayangan Yuni dari alam pikirannya. Kemudian menguburkannya bersama perjalanan waktu.
Tanpa sepengetahuan Mardi. Dari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik Mardi di kebun pisang di belakang rumah. Seorang perempuan paruh baya yang sangat prihatin dengan nasib Mardi.
“Kasihan kau nak…” Perempuan paruh baya itu membatin lirih. 
Sebagai seorang ibu, ia sanggup mencicipi betapa hancurnya hati dan perasaan Mardi sehabis diputuskan oleh Yuni. Apalagi tak ada angin tak ada hujan, Yuni mendadak memutuskan kekerabatan yang sudah terbina empat tahun.
Bu Maryam, perempuan paruh baya itu bergegas menghindari kawasan itu. Khawatir diketahui keberadaannya oleh Mardi.
******
“Ibu kasihan dengan kamu, Nak…Ibu berharap dengan cara kau menguburkan semua surat dari Yuni tadi sore, ibu berharap kau sanggup melupakannya.” tutur Bu Maryam usai makan malam.
“Lho? Dimana ibu tahu jikalau Mardi menguburkan surat-surat dari Yuni?” tukas Mardi heran. Padahal tadi sore ia berusaha rahasia supaya tidak diketahui oleh siapa pun di rumah orangtuanya itu.
“Ibu tak sengaja melongok ke kebun pisang belakang melewati jendela samping rumah. Kemudian mendengar bunyi sesuatu dan alasannya ingin tau Ibu coba mendekat. Ternyata kamu, Nak…” jawab Bu Maryam berterus terang.
*****
“Bu, kenapa ya, akhir-akhir ini Mardi sering bermimpi bertemu dengan Yuni,” ujar Mardi.
“Kok bisa, ya?”
“Apa alasannya Mardi telah menguburkan surat-surat dari Yuni itu, Bu?”
“Apa hubungannya kau menguburkan surat dari Yuni dengan mimpi bertemu dengannya?”
Mardi tercenung. Apa yang dikatakan Ibunya memang benar.
“Ibu curiga, Mardi…”
“Curiga gimana, bu?”
“Jangan-jangan kau masih mengharapkannya kembali. Surat-surat dari Yuni boleh saja kau bakar atau kau kuburkan. Tetapi pikiran kau kepada Yuni terus,”
“Ya, enggak lah, Bu…”
“Yang benar…”
“Benar, bu. Sungguh, Mardi telah melupakan Yuni,”
“Kamu sudah punya pengganti, Yuni?”
“Belum, Bu…”
“Ibu sarankan supaya kau cari pengganti Yuni dengan perempuan lain supaya kau benar-benar melupakannya,”
Mardi tercenung.
“Murni juga cantik, baik dan tak kalah dengan Yuni,” kata Bu Maryam kemudiam.
“Ah, ibu sanggup saja…”Mardi tersipu.
“Ibu serius. Ia niscaya mau jadian dengan kamu.”
Mardi terdiam lagi. Mulutnya tak sanggup mengucapkan apa-apa mendengar apa yang dikatakan Ibunya barusan.
Simak juga : Bocah Manis Memesona
Bu Maryam sedikit lega dengan respon putranya. Dengan mengubur setumpuk surat cinta dari Yuni, lalu mencari penggantinya. Mardi benar-benar akan melupakan Yuni.