Memasak, beralih memakai tungku kaki tiga? - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan penemuan dalam banyak sekali produk, sekaligus menggantikan penggunaan produk konvensional dan tradisional. Sebagai contoh, produk teknologi memasak materi kuliner dan minuman.
Memasak memakai kompor gas lebih praktis, higienis dan cepat. Tapi? (pixabay.com)
Lahirnya banyak sekali produk dalam menyiapkan kuliner dan minuman telah mempermudah ibu rumah tangga. Saat ini orang sanggup mengkonsumsi air putih secara instan hasil penyulingan.
Begitu pula pemanfaatan alat pemanas dan pendingin air yang ditempatkan di ruangan tamu atau dapur tanpa harus memasaknya terlebih dulu. Hal serupa juga terjadi dalam penggunaan kompor gas dan kompor minyak tanah untuk memasak materi kuliner dan minuman.
Di satu sisi, semua alat tersebut terang akan mempermudah para ibu rumah tangga dalam menyiapkan materi manakan dan minuman. Mengantarkan ibu rumah tangga untuk irit tenaga, efisien waktu dan meningkatnya status sosial.
.
Namun di segi lain alat-alat produk teknologi tersebut telah meningkatkan pengeluaran keuangan rumah tangga. Alat-alat tersebut memakai energi listrik dan gas. Biaya rekening listrik akan membengkak dari biasanya. Begitu pula pemakaian gas sebagai materi bakar kompor yang dijadikan untuk memasak materi kuliner dan minuman.
Tungku tradisional kaki tiga
Sebelum memakai alat memasak moderen, umumnya orang memasak dengan memakai tungku dengan materi bakar utama kayu. Di Minangkabau dikenal dengan tungku kaki tiga yang dibentuk pada dapur kotor. Tungku ini terbuat dari kerikil atau bata. Kemudian wadah pemasak air ditaruh di atas tungku kaki tiga.
Memasak memakai tungku kaki tiga butuh waktu usang dan menciptakan kotor. Tapi lebih irit dan cocok untuk kondisi terkini (matrapendidikan.com)
Simak : Inilah Filosofi Tungku Dapur Kotor
Memasak nasi, sambal atau gulai dengan memakai tungku dapur kotor. Memasak nasi dengan tungku segi tiga akan menghasilkan nasi yang lebih yummy dan mempunyai kerak yang harum pada dasar periuk.
Memasak gulai juga demikian. Gulai hasil kuliner dengan tungku segi tiga lebih enak. Buktinya, rendang dan gelamai dimasak di atas tungku segi tiga dengan kayu sebagai materi bakar. Kekurangannya yaitu memasak memakai tungku segi tiga butuh waktu usang dan menciptakan tangan jadi kotor.
Mengingat perekonomian terkini, bukan tidak mungkin orang akan beralih memakai kayu sebagai materi bakar memasak, terutama yang tinggal di pedesaan dan banyak mempunyai materi bakar kayu.