Asyiknya menjadi ayah di zaman now – Zaman Now, sebuah istilah yang menjadi terkenal melalui media internet semenjak beberapa tahun terakhir. Zaman now ternyata tidak semata bermakna, masa kini. Istilah yang berangkat dari kids zaman now ini sanggup bermakna, sesuatu di luar kelaziman.
Ilustrasi ayah dan anak zaman now (pexels.com)
Guru zaman now, orangtua zaman now, pun ayah zaman now. Ini menawarkan suatu perilaku dan tindakan yang adakala tidak biasa atau tidak lazim. Dan, ayah zaman now dalam konteks pembahasan ini menyangkut tugas ayah dan ibu dalam rumah tangga.
Peran ayah dan ibu di zaman now tidak selalu berkonotasi sama dengan dunia terbalik. Peran ayah bertukar dengan tugas ibu di rumah tangga. Akan tetapi tugas ayah dan ibu di zaman now dalam bentuk kolaborasi dalam mengurus keluarga.
Segera turun tangan
Dalam situasi dan kondisi tertentu, ayah sanggup berperan aktif dalam mengurus rumah tangga. Ayah tetap menjadi pemimpin di rumah tangga dan sebagai pemimpin sanggup eksklusif turun tangan, menggantikan tugas ibu mengurus rumah tangga. Mengurus dapur, sumur hingga mengurus anak sekalipun.
Beberapa waktu lalu, ibunya belum dewasa mengalami sakit beberapa hari lamanya. Otomatis aku eksklusif menggantikan perannya, mulai dari urusan dapur hingga sumur. Memasak, mencuci piring dan mencuci pakaian. Yang tidak sanggup aku gantikan eksklusif ialah mengajar. Ibunya belum dewasa ialah seorang guru PNS di madrasah.
Urusan memasak itu sederhana namun dalam kesempatan itu aku hendak menamkan pendidikan huruf kepada anak. Dalam pikiran saya, penanaman pendidikan huruf di lingkungan keluarga di zaman now, tidak akan efektif lagi melalui perintah atau doktrin-doktrin. Justru teladan positif dari orangtua sangat dibutuhkan biar meresap ke dalam hati seorang anak.
Dalam urusan memasak, aku menanamkan budaya kerja yang ekonomis. Sebaliknya mengurangi budaya instant yang telah merambah ke lingkungan keluarga. Contohnya, menyiapkan kebutuhan air minum keluarga. Biasanya kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air minum pada galon isi ulang terdekat.
Kenapa tidak mencoba memasak air minum saja, sementara di sekitar rumah terdapat materi bakar kayu api yang cukup? Memasak air dengan kompor gas justru akan boros? Oleh alasannya ialah itu aku memanfaatkan dapur kotor di samping rumah. Saya memasak air minum dengan memakai materi bakar kayu api.
Urusan mencuci pakaian, memang harus memakai mesin cuci. Justru mencuci secara manual akan menguras tenaga dan perlu waktu banyak. Nah, dalam menjemur pakaian perlu menerapkan prinsip fisika. Kenapa? Pakaian tidak pudar warnanya atau tidak cepat lapuk.
Menjemur pakaian menerapkan prinsip fisika penguapan pada zat cair. Zat cair akan cepat menguap jikalau dianginkan. Artinya, kain cucian akan cepat kering jikalau dijemur di kawasan yang cukup menerima angin.
Dijemur di bawah terik matahari juga lebih cepat kering? Iya memang. Tapi cara ini akan menciptakan pakaian cepat lapuk dan pudar warnanya. Kalau pun terpaksa lantaran kawasan menjemur kain tidak teduh, maka pakaian yang akan dijemur harus dibalik. Bagian yang menerima sinar matahari eksklusif ialah bab dalam pakaian.
Piring kotor jangan dibiarkan menumpuk di dapur. Ini sangat gampang mengatakannya kepada anak. Oleh alasannya ialah itu aku menerapkan selalu mencuci setiap piring atau alat dapur yang kotor.
Mengurus anak
Sejak belum dewasa masih kecil-kecil, aku berusaha ikut mengurus anak lebih banyak supaya anak lebih akrab dengan saya. Sebagai ayah, aku besar hati mengajak belum dewasa keliling kampung, memakai sepeda motor. dikala sore hari..
Kalau ada panggilan rapat dari pihak sekolah anak, aku selalu mengajukan diri untuk menghadirinya kapan pun. Sampai kini pun aku selalu mengantar atau menjemput anak ke kawasan kostnya di kota.
Apakah aku tidak punya kerjaan lain? Punya. Saya ialah seorang guru PNS (sekarang ASN). Sebagai seorang guru, aku lebih menentukan menjadi guru biasa dan non-sertifikasi. Dengan begitu, aku mengajar di sekolah hanya beberapa jam saja.
Sebaliknya, aku lebih banyak waktu untuk mengurus kepentingan anak sendiri. Di samping itu aku punya waktu banyak untuk menyalurkan hobi menulis dan aktivitas blogging.
Sekarang, belum dewasa aku sudah besar. Satu orang sudah memperoleh gelar sarjana, dua orang masih menduduki kursi perkuliahan, satu orang menduduki kursi Sekolah Menengan Atas dan si bungsu masuk Sekolah Menengah Pertama tahun ini.
Ternyata sangat mengasyikkan menjadi seorang ayah di zaman now. Banyak yang sanggup diperbuat oleh seorang ayah untuk mendidik dan membesarkan belum dewasa di zaman now. Menerapkan pendidikan huruf dan ilmu pengetahuan simpel di tengah kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Allahuallam bissowaab!