Seputar tradisi menciptakan makanan ringan cantik sapik- Kue sapik merupakan salah satu jenis penganan khas tradisional Minangkabau. Nah, pada kesempatan ini akan diketengahkan tradisi menciptakan makanan ringan cantik sapik di tengah masyarakat Minangkabau umumnya dan Lintau Buo IX Koto khususnya.
Inilah salah satu bentuk makanan ringan cantik sapik (matrapendidikan.com)
Mendekati lebaran, ibu rumah tangga sudah mulai menyibukkan diri untuk menciptakan makanan ringan cantik dan aneka penganan untuk disajikan ketika berlebaran. Salah satu jenis penganan yang cukup terkenal yakni makanan ringan cantik sapik.
Nama dan bentuk makanan ringan cantik sapik
Kenapa dinamakan makanan ringan cantik sapik? Penamaan makanan ringan cantik khas lebaran ini berkaitan dengan cara membuatnya. Adonan materi pembuat makanan ringan cantik sapik, tepung beras dan materi lainnya yang agak kental dimasukkan kedalam cetakan dari besi yang kedua permukaannya sudah diukir sedemikian rupa.
Kemudian gabungan tersebut dijepit (disapik, bahasa Minang) oleh kedua permukaan cetakan kue. Prinsip kerja cetakan makanan ringan cantik sapik, menyerupai dengan proses kerja gunting, atau dalam pelajaran IPA Fisika anak sekolah dikenal dengan prinsip kerja tuas.
Bentuk makanan ringan cantik sapik yang umum dikenal orang banyak, menyerupai makanan ringan cantik semprong. Kue sapik yang sudah matang dilipat dua. Namun bentuk lain juga sering ditemukan, yaitu bentuk gulungan. Apapun bentuknya, makanan ringan cantik sapik tetap mempunyai cita rasa yummy dan aroma tersendiri.
Membuat makanan ringan cantik sapik
Membuat makanan ringan cantik sapik tidak semudah dibayangkan. Perlu kesabaran dan kepiawaian. Kenapa begitu? Kalau kurang sabar, sanggup bisa kuenya jadi hangus dan berwarna hitam menyerupai arang. Pengaturan api kompor pemanas juga diperlukan. Jangan terlalu besar atau terlalu kecil nyala api kompornya.
Satu lagi, ketika melipat atau menggulung makanan ringan cantik sapik yang sudah matang ketika panas sehingga gampang dilipat atau digulung. Kalau dinantikan hingga dingin, makanan ringan cantik sapik akan hancur ketika dilipat atau digulung.
Bagi dewasa perempuan, ketika orangtuanya menciptakan makanan ringan cantik sapik di dapur, ketika itu pulalah waktu yang sempurna untuk berguru menciptakan makanan ringan cantik sapik. Dampingi atau bantu orangtuanya menciptakan makanan ringan cantik sapik sehingga ilmu dan keterampilan menciptakan makanan ringan cantik sapik sanggup diturunkan ke generasi berikutnya.
Dengan demikian tradisi unik ini tidak akan hilang ditelan arus perkembangan zaman. Sehingga budaya dan kearifan lokal ini sanggup dipertahankan.
Begitulah sekelumit tradisi menciptakan makanan ringan cantik sapik sebagai makanan ringan cantik khas lebaran di ranah Minang dalam menyambut lebaran atau hari penting lainnya.